Sedangkan negara bagian lainnya, Nebraska mengatakan lebih dari 1,7 juta ayam petelur terjangkit virus flu burung telah dimusnahkan.
Menurut perusahaan data Urner Barry, harga grosir untuk telur di Midwest AS pada bulan Maret, mencapai 3 dolar AS per lusin, atau naik hampir 200 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan menurut kantor pertanian Prancis, FranceAgriMerdi mengatakan harga telur grosir di Prancis telah naik 69 persen dari tahun lalu. Akibatnya harga makanan yang terbuat dari telur di Prancis juga ikut melonjak.
Kenaikan produk makanan dari telur disampaikan oleh kepala eksekutif kelompok agribisnis makanan Prancis Avril, Jean-Philippe Puig.
“Ketika Anda memproduksi mayones, cukup rumit ketika harga telur melonjak. Anda harus beralih ke supermarket dan meyakinkan mereka untuk menerima kenaikan harga.” ungkap Puig.
Baca juga: Megawati Minta Anak-anak Disehatkan Kembali Lewat Makan Telur, Bisa Direbus atau Dikukus
Pemerintah AS mengatakan, telah meningkatkan impor telur dari Prancis, Italia dan Spanyol, untuk mengamankan pasokan setelah wabah flu burung terjadi di Negeri Paman Sam ini. Namun menurut para analis, impor merupakan pilihan yang kurang layak karena saat ini Eropa juga sedang diserang wabah Flu Burung.
“Ini sangat berubah menjadi masalah global dalam hal kekurangan secara keseluruhan. Sayangnya sekarang semua orang kekurangan pasokan.” kata Karyn Rispoli, reporter pasar telur di Urner Barry.
Perang di Ukraina pengaruhi pengiriman pasokan
Selain wabah Flu Burung, terjadinya konflik di Ukraina telah mengganggu rantai pasokan pembeli di Timur Tengah.
Salah satu pengimpor telur untuk Farzana Trading di Uni Emirat Arab (UEA), Santosh Kumar mengatakan dia tidak melihat adanya pengiriman dari Ukraina ke UEA selama dua minggu terakhir. Dia menambahkan, Farzana akhirnya mengimpor telur dari negara lain yaitu Turki.
Baca juga: Inflasi Maret Diprediksi 0,54 Persen, Komoditas Cabai Merah hingga Telur Ayam Jadi Penyumbang Utama
Menurut data dari layanan statistik negara Ukraina, pada tahun 2021 Ukraina telah menghasilkan 14,1 miliar telur.
Tahun sebelumnya, produksi di Ukraina mencapai 16,2 miliar telur. Angka ini lebih tinggi dari Prancis sebagai produsen telur terbesar di Uni Eropa, yang memproduksi 15,7 miliar telur pada tahun 2020.
Dalam beberapa tahun terkahir Ukraina telah menjadi pemasok telur utama di Uni Eropa, menyumbang sekitar setengah dari impor telur di kawasan tersebut. Sedangkan negara-negara Timur Tengah yang membeli telur dari Ukraina, berusaha mencari pasokan pengganti di Eropa.
Coulombel yang memproduksi sekitar 1 juta telur di wilayah Brittany dan Normandia, Prancis mengatakan produsen makanan di Prancis kemungkinan akan mengurangi produksi beberapa barang olahan atau menyesuaikan resep mereka untuk mengatasi kenaikan harga telur yang tinggi.
Sementara itu, pemilik toko kue dan kue kering yang terletak di Green Bay, AS Liz Rehberg mengatakan, dalam beberapa pekan terkahir harga 15 lusin telur naik menjadi 45 dolar AS, dari sebelumnya yaitu 26 dolar AS.
Rehberg menambahkan ia sedang mempertimbangkan apakah akan menaikkan harga atau mengurangi ukuran produk makanannya.
“Anda hanya memesannya karena Anda membutuhkan telur. Kemudian Anda melihat harganya dan Anda berkata, Ya Tuhan,” kata Rehberg.