Kremlin menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi tak lama setelah serangan dimulai pada 24 Februari.
Rusia minta bantuan lawan sanksi G20
Rusia telah meminta Brasil untuk mendukung Dana Moneter Internasional, Bank Dunia dan kelompok ekonomi utama G20 untuk membantunya melawan sanksi yang melumpuhkan, menurut sebuah surat yang dilihat oleh Reuters.
Pada 30 Maret menteri keuangan Rusia Anton Siluanov menulis meminta "dukungan Brasil untuk mencegah tuduhan politik dan upaya diskriminasi di lembaga keuangan internasional dan forum multilateral".
Seorang juru bicara menteri ekonomi Brasil mengindikasikan bahwa Brasil ingin Rusia tetap menjadi bagian dari diskusi di organisasi multilateral.
Baca juga: Wanita Pengungsi Ukraina di Inggris Diduga Dilecehkan Pria Lajang, UNHCR Desak Evaluasi
Baca juga: Mengenal Moskva, Kapal Perang Utama Rusia yang Tenggelam di Laut Hitam Setelah Dirudal Ukraina
2,7 juta penyandang disabilitas terancam di Ukraina
Nyawa sekitar 2,7 juta orang penyandang disabilitas terancam di Ukraina, sebuah komite PBB telah memperingatkan, mengutip laporan bahwa banyak yang terjebak atau ditinggalkan di rumah, pusat perawatan dan panti asuhan mereka tanpa persediaan dasar atau obat-obatan.
Komite mengatakan "sangat terganggu" bahwa nasib penyandang disabilitas di Ukraina "sebagian besar tidak diketahui".
Korban tewas di Kharkiv
Sedikitnya 503 warga sipil, termasuk 24 anak-anak, tewas di wilayah Kharkiv timur Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari, kata gubernur lokal wilayah itu.
Kharkiv, kota kedua Ukraina dengan populasi sebelum perang sekitar 1,5 juta, berjarak 40 kilometer dari perbatasan Rusia.
Baca juga: Tentara Rusia Dilaporkan Rudapaksa Puluhan Perempuan Muda Ukraina di Ruang Bawah Tanah
Baca juga: Sosok Viktor Medvedchuk, Sekutu Utama Putin yang Ditangkap Ukraina
Komentar Wakil Menlu Rusia
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko mengatakan Moskow akan mengambil "langkah-langkah keamanan dan pertahanan yang kami anggap perlu" jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita milik negara Rusia Tass, menteri mengatakan keanggotaan dalam aliansi militer akan "sangat memperburuk situasi militer" dan menyebabkan "konsekuensi yang paling tidak diinginkan".