News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Imbas Perang di Ukraina Harga Pangan Global Melonjak, Uni Eropa Terancam Kekurangan Pasokan Makanan?

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imbas Perang di Ukraina Harga Pangan Global Melonjak, Uni Eropa Terancam Kekurangan Pasokan Makanan?

Seorang petani muda dan aktivis iklim yang saat ini tinggal di Finlandia, bernama Sommer Ackerman, mengatakan UE tidak perlu takut kekurangan pangan akibat perang.

"Uni Eropa adalah pengekspor bersih produk pertanian pangan. Namun, serangan Putin di Ukraina telah menyebabkan inflasi harga produksi pangan. Ini juga termasuk harga energi yang berdampak pada bahan bakar yang dibutuhkan untuk membuat dan mengekspor produk pangan dan pertanian," ujar Ackerman.

Ackerman menekankan, keamanan pangan tidak hanya mengancam UE namun negara-negara di luar UE juga akan terpengaruh dengan kenaikan harga ini.

“Ada beberapa negara di Afrika Utara yang sangat bergantung pada impor dari Rusia dan Ukraina untuk ketahanan pangan mereka. UE perlu mengalihkan pasokan makanan ke wilayah ini juga,” tambahnya.

Seruan-seruan petani Eropa

Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, juga berimbas pada kenaikan harga pupuk, yang membuat harga pangan semakin melambung dan meningkatkan kemarahan para petani di negara-negara Eropa.

Petani di Yunani dan Prancis, melakukan demonstrasi untuk menuntut UE agar memberikan dukungan dalam mengatasi biaya pupuk yang semakin mahal, yang dikhawatirkan akan menganggu produksi pangan.

Baca juga: Gelontorkan Miliran Dolar AS, Crazy Rich Ukraina Janji Bangun Mariupol yang Hancur Diserang Rusia

Sementara itu, Sekretaris Jenderal persatuan petani dan koperasi pertanian Eropa Copa-Cogeca, Pekka Pesonen mengungkapkan komisi Eropa akan memberikan lebih banyak subsidi kepada petani-petani, untuk menangani kenaikan biaya bahan bakar dan pupuk.

“Kita telah melihat itu sebelum perang, ada peningkatan besar dalam harga pupuk, energi, dan biaya tenaga kerja, biaya tambahan yang lebih tinggi ini sangat sulit untuk dijelaskan ke bagian lain dari rantai nilai: industri pengolahan dan pengecer,” ungkap Pesonen.

Ariel Brunner dari Birdlife berpendapat, walaupun jelas petani-petani Eropa sedang berjuang, perang Ukraina telah mengungkap masalah yang terjadi pada sistem pertanian di UE.

“Ketergantungan yang besar pada bahan bakar fosil menjadi masalah yang nyata dan beberapa petani sekarang juga mulai menyadari bahwa mereka seharusnya tidak terlalu bergantung pada pupuk nitrogen buatan dan menggunakan lebih banyak praktik agro ekologi. Ini juga menunjukkan kerentanan hiperspesialisasi, di mana begitu banyak petani telah beralih dari pertanian campuran menjadi hanya menanam satu jenis produk saja," katanya.

Brunner menambahkan, selain karena perang Ukraina, perubahan iklim telah membuat sistem pertanian UE telah terpojok.

"Sangat jelas bahwa banyak sistem pertanian kita telah terpojok di mana para petani sangat rentan, apakah itu oleh pergolakan geopolitik semacam ini atau memang perubahan iklim, yang tetap menjadi ancaman nyata yang besar bagi produksi pangan."

UE Siap menghadapi krisis

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini