Terlebih, menurutnya, kurang dari tiga minggu sebelum parade Hari Kemenangan tahunan untuk Rusia memamerkan senjata terbarunya.
"Waktu pengujian mencerminkan keinginan Rusia untuk menunjukkan sesuatu sebagai pencapaian teknologi menjelang Hari Kemenangan, pada saat banyak teknologi mereka belum memberikan hasil yang mereka inginkan," kata Watling kepada Reuters.
Baca juga: Imbas Invasi Rusia, Perusahaan Senjata AS Raup Cuan, Permintaan Rudal Terus Meningkat
Sementara, Douglas Barrie, seorang rekan senior untuk kedirgantaraan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis mengatakan, peluncuran itu merupakan tonggak penting setelah bertahun-tahun tertunda karena masalah pendanaan dan tantangan desain.
Menurutnya, kemampuan Sarmat untuk membawa 10 atau lebih hulu ledak dan umpan, dan opsi Rusia untuk menembakkannya di atas salah satu kutub Bumi, menimbulkan tantangan bagi sistem radar dan pelacakan berbasis darat dan satelit.
Sarmat adalah tambahan lain untuk proyektil yang mencakup rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard.
Dengan 5.977 hulu ledak di mana 1.185 di antaranya adalah ICBM, Rusia adalah negara dengan senjata nuklir terbanyak.
(Tribunnews.com/Maliana)