TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat di Kyiv mengklaim Rusia telah mengerahkan peluncur rudal Iskander-M sekitar 40 mil dari perbatasan dengan Ukraina.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah postingan di Facebook pada Minggu (24/4/2022) menyatakan, Rusia meningkatkan jumlah pasukan di wilayah Belgorod, timur laut kota Kharkiv.
Dilansir Newsweek, postingan itu mengatakan bahwa musuh berkumpul dan memperluas pasukan rudal dan artileri untuk melakukan tindakan ofensif.
Pasukan Rusia disebut terus meluncurkan rudal ke infrastuktur militer dan sipil.
"Menurut data yang tersedia, 60km (37 mil) dari perbatasan negara Ukraina meluncurkan fasilitas peluncuran OTRK 'Iskander-M'," bunyi postingan itu.
Baca juga: Rusia Disebut Hanya Miliki 30% Rudal Tersisa, Ukraina akan Dapat Pasokan Senjata dari 19 Negara
Baca juga: 5 Negara dengan Pengeluaran Militer Terbesar di Dunia Tahun 2021, Ada Rusia hingga India
Belgorod adalah sebuah kota dan pusat administrasi wilayah Belgorod Rusia, di utara perbatasan dengan Ukraina.
Iskander, sistem rudal balistik bergerak dengan nama sandi SS-26 Stone merupakan pengganti rudal Scud Soviet.
Dua peluru kendalinya memiliki jangkauan hingga 500 km (300 mil) dan dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.
Jarak ini dapat menjangkau kota-kota Ukraina, termasuk Kharkiv dan Poltava.
Sistem rudal balistik produksi Rusia ini pertama kali digunakan dalam pertempuran pada 2008 di Georgia.
Iskander dirancang untuk mengacaukan pertahanan rudal dengan terbang pada lintasan rendah dan bermanuver dalam penerbangan untuk menyerang target sejauh 500km dengan akurasi 2-5 meter, menurut Center for Strategic dan Studi Internasional (CSIS).
Kabar ini muncul setelah Rusia memperingatkan dugaan adanya provokasi tentang penggunaan senjata nuklir dan kimia di Ukraina.
Ini menyusul peringatan dari badan intelijen AS bahwa Rusia dapat menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina.
Para pejabat Barat juga khawatir bahwa kesulitan pasukan Rusia di Ukraina dapat mengakibatkan Putin nekat menggunakan senjata nuklir selama konflik.
Update Perang Rusia-Ukraina
Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-61 pada Senin (25/4/2022).
Berikut sejumlah peristiwa terakhir, dilansir Guardian:
- Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Zelensky diperkirakan menggunakan pertemuan itu untuk meminta lebih banyak bantuan militer AS.
- Inggris mengklaim Rusia sedang merencanakan "referendum bertahap di kota selatan Kherson yang bertujuan untuk membenarkan pendudukannya".
"Kota ini adalah kunci dari tujuan Rusia untuk membangun jembatan darat ke Krimea dan mendominasi Ukraina selatan," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam laporan intelijen terbarunya.
- Penasihat diplomatik Ukraina, Igor Zhovkva mengkritik rencana pertemuan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dengan Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
- Zelensky mengucapkan selamat kepada Emmanuel Macron yang memenangkan Pilpres Prancis untuk jabatan periode kedua.
- Puluhan warga sipil yang tewas selama pendudukan Rusia di kota Bucha terbunuh oleh panah logam kecil dari jenis peluru yang ditembakkan oleh artileri Rusia, kata dokter forensik.
Baca juga: Rusia Bunuh 5 Orang, Termasuk 2 Anak-anak di Wilayah Donetsk Selama Paskah
Baca juga: Temui Blinken di Kyiv, Zelenskyy Berharap AS Kirim Senjata Khusus
- Data UNHCR terbaru mengungkapkan hampir 5,2 juta warga Ukraina telah meninggalkan negara itu.
- Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Ukraina pada perayaan Paskah Ortodoks.
- Ukraina mengatakan ratusan pasukannya dan warga sipil terperangkap di dalam pabrik baja Azovstal di Kota Mariupol, yang telah coba direbut Rusia selama dua bulan.
- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan dan Zelensky membahas situasi Mariupol selama panggilan telepon.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)