News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jelang Pertemuan AS dan Sekutu Soal Penambahan Senjata ke Ukraina, Rusia: Ancaman PD III Makin Nyata

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat tempur Su-35

TRIBUNNEWS.COM, KYIV -- Peringatan Rusia terhadap ancaman Perang Dunia III makin 'nyata'.

Peringatan tersebut diungkapkan menjelang pertemuan Amerika Serikat dan para sekutunya mengenai pengiriman senjata lebih lanjut ke Ukraina pada Selasa (26/4/2022).

Invasi Rusia ke Ukraina telah memicu ledakan dukungan dari negara-negara Barat, temasuk dengan memasok senjata, untuk membantunya berperang melawan pasukan negeri beruang merah.

Tetapi, kekuatan Barat enggan memperdalam keterlibatan mereka, karena takut memicu konflik melawan Rusia yang bersenjata nuklir.

Baca juga: Ini Syarat Kondisi Rusia Akan Gunakan Senjata Nuklirnya di Eropa

Berbicara kepada sejumlah kantor berita Rusia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan risiko Perang Dunia III "sangat nyata" dan mengkritik pendekatan Ukraina untuk menggagalkan pembicaraan damai.

Baca Juga: AS Kirim Lebih Banyak Senjata ke Ukraina, Rusia Kasih Peringatan Ini

"Ini nyata, Anda tidak bisa meremehkannya," kata Lavrov, seperti dikutip Channel News Asia.

Selama berbulan-bulan, Presiden Volodymyr Zelenskyy telah meminta sekutu Ukraina untuk memasok senjata berat, termasuk artileri dan jet tempur, bersumpah pasukannya bisa mengubah gelombang perang dengan lebih banyak daya tembak.

Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Sabot Jalur Evakuasi Warga Sipil dari Mariupol

Seruan itu tampaknya beresonansi sekarang, dengan sejumlah negara NATO berjanji untuk menyediakan berbagai senjata dan peralatan berat, meskipun ada protes dari Rusia.

Dalam perjalanan penting ke Kyiv selama akhir pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken bertemu Zelenskyy dan menjanjikan US$ 700 juta dalam bentuk bantuan baru ke Ukraina.

"Langkah pertama untuk menang adalah percaya bahwa Anda bisa menang," kata Austin kepada sekelompok wartawan setelah bertemu dengan pemimpin Ukraina itu.

"Kami percaya, kami bisa menang, mereka bisa menang, jika mereka memiliki peralatan yang tepat, dukungan yang tepat," ungkapnya, seperti dilansir Channel News Asia.

Baca juga: Putin Tuding Barat Hasut Ukraina untuk Bunuh Jurnalis Rusia

Dan, atas undangan Amerika Serikat, 40 negara juga akan mengadakan pertemuan puncak keamanan di Jerman pada Selasa untuk membahas pengiriman senjata lebih lanjut ke Ukraina, serta memastikan keamanan jangka panjang negara itu setelah perang berakhir.

Sebelunya, Inggris akan memberi Ukraina lebih banyak peralatan militer, perdana menteri telah mengkonfirmasi dalam percakapan telepon dengan Presiden Volodymyr Zelensky.

Boris Johnson mengatakan kepada Zelensky lebih banyak kendaraan lapis baja, drone dan senjata anti-tank akan dikirim ke Ukraina, kata juru bicara Downing Street.

Zelensky berterima kasih kepada PM atas pelatihan lebih dari 20 tentara Ukraina yang tiba di Inggris minggu lalu.

Ukraina diserbu oleh Rusia dua bulan lalu.

Johnson juga mengkonfirmasi Inggris akan membuka kembali kedutaannya di Kyiv minggu depan, sebuah langkah yang pertama kali diumumkan kemarin.

Juru bicara No 10 mengatakan ini adalah demonstrasi "dukungan dan solidaritas kami dengan rakyat Ukraina".

Tentara Ukraina yang menerima pelatihan di Inggris sedang diinstruksikan tentang cara menggunakan 120 kendaraan lapis baja yang akan dipasok untuk upaya perlawanan melawan Moskow, kata pemerintah.

Presiden Zelensky memberi tahu Johnson tentang situasi di Donbas, di mana Rusia telah memusatkan upaya militernya dalam beberapa hari terakhir. Kedua pemimpin mengutuk serangan yang sedang berlangsung oleh pasukan Rusia terhadap sasaran sipil, termasuk di Mariupol, Odessa dan Lviv. (Kontan/BBC)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini