News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Kerahkan Lumba-lumba Terlatih di Pangkalan Angkatan Laut di Laut Hitam

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

File foto yang diambil pada tanggal 30 Maret 2014 kapal patroli angkatan laut Rusia 'Pytliviy' (kiri) berlayar di dekat kapal penjelajah rudal andalan Angkatan Laut Rusia 'Moskva' (kanan) yang berlabuh di teluk kota Sevastopol di Krimea. Moskva, sebuah kapal perang Rusia di Laut Hitam, rusak parah oleh ledakan amunisi, kata media pemerintah Rusia pada 14 April 2022.

TRIBUNNEWS.COM - Analisis dari citra satelit terbaru memperlihatkan Rusia mengerahkan lumba-lumba militer terlatih di Pangkalan Angkatan Laut di Laut Hitam.

Pasukan lumba-lumba itu diperkirakan untuk melindungi armada dari serangan bawah air.

Dilansir The Guardian, Institut Angkatan Laut AS (USNI) meninjau citra satelit dari Pangkalan Angkatan Laut Rusia di Pelabuhan Sevastopol, wilayah Laut Hitam. 

Pihaknya menyimpulkan bahwa dua kandang lumba-lumba dipindahkan ke pangkalan pada bulan Februari lalu, tepatnya di awal invasi Ukraina.

Baca juga: Derita Kerugian Militer yang Besar, Analis Yakin Rusia Tak akan Mampu Memulai Perang Lain

Baca juga: Ketegangan Meningkat, Ukraina Hancurkan Patung Persahabatan dengan Rusia yang Berusia Puluhan Tahun

Lumba-Lumba Berbintik Pantropis (Stenella attenuata) (Foto oleh NOAA di Unsplash)

Rusia memiliki sejarah melatih lumba-lumba untuk tujuan militer.

Mamalia laut itu disiapkan untuk mengambil objek atau menghalangi penyelam musuh.

Pangkalan AL di Sevastopol merupakan tempat vital bagi militer Rusia.

Pasalnya, lokasinya berada di ujung selatan Krimea yang dicaplok Moskow dari Ukraina pada 2014.

Menurut analisis USNI, banyak kapal Rusia yang berlabuh di sana.

Meski berada di luar jangkauan rudal, wilayah itu rentan terhadap serangan bawah laut.

Ukraina juga melatih lumba-lumba di akuarium dekat Sevastopol, dalam program yang lahir dari skema era Soviet yang diabaikan pada 1990-an.

Selama perang dingin, baik Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet mengembangkan penggunaan lumba-lumba yang kemampuan ekolokasinya memungkinkan mereka mendeteksi objek bawah air seperti ranjau.

AS telah menghabiskan setidaknya $28 juta untuk melatih pasukan lumba-lumba dan singa laut untuk membantu mengatasi konflik.

Program Sevastopol dibangkitkan kembali pada tahun 2012 oleh Angkatan Laut Ukraina, tetapi mamalia tersebut direbut Rusia setelah invasi Krimea pada tahun 2014.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini