Ukraina tidak berhasil menuntut pengembalian satwa itu.
Menurut laporan RIA Novosti, Moskow berencana untuk memperluas skema tersebut.
"Spesialis kami mengembangkan perangkat baru yang mengubah deteksi target bawah air oleh lumba-lumba menjadi sinyal ke monitor operator. Angkatan Laut Ukraina kekurangan dana untuk pengetahuan semacam itu, dan beberapa proyek harus dihentikan," kata seorang sumber kepada kantor berita Rusia.
Dua tahun kemudian, angkatan laut Rusia mengumumkan rencana untuk membeli lima lumba-lumba lagi.
Pihaknya meluncurkan kontrak senilai 1,75 juta rubel untuk mengirim lumba-lumba ke pangkalan Sevastopol pada akhir musim panas.
Tidak jelas apakah lumba-lumba yang diyakini berada di Sevastopol saat ini, adalah lumba-lumba yang sama yang keluar dari kontrak ini.
Baca juga: Rakyat Lebanon Terancam Kelaparan Akibat Perang di Ukraina
Baca juga: Sekjen PBB Dikecam Gara-gara Kunjungi Rusia Terlebih Dahulu Sebelum ke Ukraina
Citra satelit tahun 2018 mengungkapkan Rusia juga menggunakan lumba-lumba di pangkalan Angkatan Laut di Tartus, Suriah selama perang Suriah.
Lumba-lumba bukan satu-satunya makhluk laut yang mungkin dilatih oleh militer Rusia.
Seekor paus beluga yang terlihat di lepas pantai Norwegia pada 2019, diyakini dilatih oleh Angkatan Laut Rusia.
Nelayan melaporkan seekor paus beluga mengenakan tali kekang yang mungkin terpasang kamera, mengganggu perahu mereka, menarik tali dan tali dari sisi perahu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)