TRIBUNNEWS.COM - Israel mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergey Lavrov yang berkomentar terkait paham Nazi dan anti Yahudi.
Selain itu, Israel juga mengecam perkataan Sergey yang menyebut pemimpin Nazi, Adolf Hitler memiliki darah Yahudi.
Terkait pernyataan tersebut, Israel juga menuntut agar Moskow meminta maaf.
Dikutip dari Aljazeera, pemanggilan pun dilakukan kepada Duta Besar Rusia untuk mengklarifikasi pernyataan Sergey tersebut.
Pihak Israel mengungkapkan pernyataan itu terkesan menyalahkan orang Yahudi atas pembantaian akibat kamp konsentrasi yang dikenal dengan Holocaust itu.
Baca juga: Barat Diminta Kalahkan Rusia di Ukraina Demi Cegah Putin Lakukan Invasi ke Negara Lain
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-69, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Terkait invasi Rusia ke Ukraina, Israel memilih netral meski pihak Rusia mengklaim penyerangan ke Ukraina adalah bentuk operasi militer khusus serta dalam rangka demiliterisasi dan memberantas Nazi dari Ukraina.
Bahkan ketika Israel mengirim bantuan kemanusian ke Ukraina dan menyatakan dukungan moral kepada masyarakat di sana, pemerintah Israel juga tidak bergabung untuk memberikan sanksi internasional kepada Rusia.
Ditambah, Perdana Menteri Israel, Naftali Bennet juga ikut terlibat dalam mediasi terhadap dua belah pihak.
Namun usaha tersebut terhenti lantaran adanya permasalahan di dalam internal Israel.
Hanya saja, pernyataan Lavrov kepada kanal media Italia ini memicu kemarahan Israel.
Untuk diketahui, saat wawancara yang dilakukan pada Minggu (1/5/2022) terkait klaim Rusia yang ingin memberantas Nazi di Ukraina, Sergey mengatakan ibu kota Ukraina, Kiev masih memiliki elemen Nazi pada beberapa sosok pejabat.
Sergey juga menyebut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky adalah seorang berketurunan Yahudi.
Kemudian, Sergey menambahkan di salah satu stasiun televisi Rusia dan disulihsuarakan dengan terjemahan Italia bahwa Hitler adalah keturunan Yahudi.
“Saya mungkin salah, tetapi Hitler juga memiliki darah Yahudi,” ujarnya.
Terkait pernyataan Sergey tersebut, kedutaan besar Rusia di Israel tidak segera memberikan komentar atau klarifikasi.
Baca juga: Rusia Klaim Rudal Onix-nya Hancurkan Senjata dan Amunisi Ukraina Kiriman AS dan Eropa
Hal ini pun membuat Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid menyebut pernyataan Sergey tidak dapat dimaafkan, penuh skandal, dan memiliki pengetahuan sejarah yang buruk.
“Yahudi tidak membunuh dirinya sendiri di Holocaust. Rasisme terendah terhadap orang Yahudi adalah menuduhnya untuk anti semit atau anti Yahudi,” ujar Yair.
Hal senada dikatakan oleh Bennet yang juga mengutuk pernyataan Sergey tersebut.
Dirinya menegaskan pernyataan Sergey adalah suatu kesalahan dan ia meminta penggunaan istilah Holocaust untuk kepentingan politik harus dihentikan.
“Pernyataannya adalah tidak benar serta tujuan perkataan tersebut adalah salah.”
“Menggunakan kata Holocaust yang diperuntukan bagi orang Yahudi sebagai alat politik harus dihentikan segera,” tutur Bennet.
Perwakilan dari World Holocaust Rememberance Center di Israel, Yad Vashem juga mengkritik pernyataan Sergey dengan menyebut tidak berdasar, penuh delusi dan berbahaya sehingga layak untuk dikecam.
Di sisi lain, Zelensky pernah berpidato pada akhir Maret 2022 di parlemen Israel untuk meminta bantuan melawan Rusia.
Zelensky meminta bantuan berupa penyediaan senjata.
Baca juga: Jerman Tak Siap Menyetop Penggunaan Gas Rusia, Bagaimana dengan Minyak?
Lantas, Israel pun menyediakan helm serta rompi anti peluru kepada tim penyelemat Ukraina.
Namun, Israel tidak mengirimkan suplai senjata kepada negara pimpinan Zelensky tersebut.
Kemudian terkait paham Nazi, istilah tersebut sering digunakan dalam narasi untuk menyerang Ukraina.
Contohnya saat Presiden Rusia, Vladimir Putin melegitimasi penyerangan terhadap Ukraina.
Dirinya menyebut penyerangan tersebut dalam rangka melawan Nazi di Ukraina meski negara tersebut secara demokrasi telah melakukan pemilihan umum serta presiden berketurunan Yahudi juga telah terbunuh saat Holocaust.
Selain itu, Putin juga menyebut adanya kehadiran seperti batalion Azov dalam pasukan Ukraina menjadi alasan penyerangan yang disebutnya sebagai operasi militer khusus ini.
Baca juga: Zelensky Beri Peringatan Dunia akan Krisis Pangan, Buntut Rusia Blokade Pelabuhan Laut Hitam
Di sisi lain, kemarahan Israel pun tidak hanya muncul dari pernyataan pihak Rusia tetapi juga Ukraina.
Diketahui ketika Zelensky berpidato di hadapan legislator Israel pada bulan Maret, ia membandingkan invasi ke negaranya dengan aksi Nazi Jerman.
Akibatnya, pembandingan oleh Zelensky ini menimbulkan kutukan dari Yad Vashem yang menganggap meremehkan kejadian di Holocaust.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia dan Ukraina