Orang-orang datang untuk berkumpul, mendiskusikan berita, dan bahkan bernyanyi bersama. Itu adalah kerumunan yang sangat beragam, dari anak-anak muda yang energik hingga orang tua.
Aktivis Antimaidan Odessa
Mereka yang berkumpul di sana tidak secara resmi disatukan ideologi tertentu. Orang bisa bertemu dengan aktivis Ortodoks Rusia, Cossack, dan sejumlah kelompok yang lebih kecil.
Gerakan ini dipimpin politisi lokal pro-Rusia dan kiri, seperti aktivis Anton Davidchenko dan saudaranya Artyom.
Tuntutan mereka sangat moderat, untuk melindungi bahasa Rusia, memberikan otonomi ekonomi wilayah timur, melindungi warisan sejarah Rusia dan Soviet, memastikan monumen tidak dirusak, membiarkan wilayah timur memilih hakimnya sendiri.
Tapi Ukraina dalam kekacauan, dan program ini tampak sangat konfrontatif bagi kaum nasionalis Ukraina atau Euromaidan.
Pada 3 Mei 2014, setelah Yanukovich telah melarikan diri ke Rusia dan Moskow mengambilalih Krimea, Vladimir Nemirovsky, seorang politisi nasionalis, menjadi kepala wilayah Odessa.
Dia bermaksud menindak keras segala bentuk protes. Membubarkan aksi di kamp Lapangan Kulikovo adalah poin kunci agendanya.
Ketegangan meningkat secara bertahap sepanjang Maret dan April. Setelah pemberontakan bersenjata pecah di Donetsk dan Lugansk, aktivis Euromaidan mendirikan pos pemeriksaan di semua jalan menuju Odessa.
Tidak ada yang tahu siapa atau apa yang mereka jaga, tetapi sekitar 500 orang, bahkan tidak semuanya dari Odessa, menjaga pos pemeriksaan yang sangat aneh ini.
Pada akhir April, Nemirovsky mengumumkan unit Pertahanan Teritorial, yang pada dasarnya adalah cadangan militer, telah dibawa ke Odessa.
Bus-bus militer tiba di wilayah itu pada waktu itu. Mereka menyebar ke seluruh wilayah. Mereka datang dari arah Kiev.
Unit-unit nasionalis bermunculan, mempersenjatai diri menggunakan granat tangan dan bom molotov.
Kelompok Anti-Maidan menemukan dirinya dalam situasi yang sulit. Para pemimpin Anti-Maidan berusaha memindahkan ppusat aksi ke tugu peringatan Perang Dunia II.