News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Erdogan Menolak Finlandia-Swedia Gabung Aliansi NATO, Ini Alasannya

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuat pernyataan saat konferensi pers menyusul rapat kabinet di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Turki pada 26 April 2021

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menentang rencana Finlandia-Swedia untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.

Erdogan pada Jumat (13/5/2022) mengatakan, tidak mungkin bagi Turki mendukung rencana dua negara itu mengingat bahwa negara Nordik adalah "rumah bagi banyak organisasi teroris".

Walaupun Turki secara resmi mendukung ekspansi NATO sejak bergabung dengan aliansi 70 tahun lalu, penentangannya dapat menimbulkan masalah bagi Finlandia dan Swedia.

Pasalnya, anggota baru memerlukan kesepakatan dengan suara bulat dari semua anggota aliansi.

Dilansir Reuters, Turki telah berulang kali mengecam Swedia dan negara-negara Eropa Barat lainnya karena penanganannya terhadap organisasi yang dianggap teroris oleh Ankara.

Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan berpidato pada pertemuan kelompok partainya di Majelis Besar Nasional Turki di Ankara, pada 28 Oktober 2020. (Adem ALTAN / AFP)

Baca juga: Milisi Suriah Proksi Turki Tewaskan 10 Tentara Damaskus di Dekat Aleppo

Baca juga: Niat Swedia-Finlandia Bergabung dengan NATO Bisa Berdampak Serius, Apakah Aliansi akan Menerima?

Beberapa diantaranya termasuk kelompok militan Kurdi PKK dan YPG, dan pengikut ulama Islam Fethullah Gulen yang berbasis di AS.

Ankara mengatakan Gulenis, gerakan persaudaraan Islam yang dipimpin oleh Fethullah Gülen, melakukan upaya kudeta pada 2016.

Gulen dan pendukungnya menyangkal tuduhan itu.

Finlandia mengumumkan rencananya mengajukan keanggotaan NATO pada Kamis (12/5/2022).

Kini Swedia diharapkan dalam waktu dekat akan mengikuti.

Diketahui perluasan aliansi militer Barat ini dianggap ancaman oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, bahkan digunakan sebagai dalih melancarkan invasi ke Ukraina.

"Kami mengikuti perkembangan mengenai Swedia dan Finlandia, tetapi kami tidak memiliki pandangan positif," kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul.

Ia menambahkan bahwa NATO telah menerima Yunani sebagai anggota di masa lalu.

"Sebagai Turki, kami tidak ingin mengulangi kesalahan serupa. Lebih jauh lagi, negara-negara Skandinavia adalah penginapan bagi organisasi teroris," kata Erdogan, tanpa memberikan rincian.

"Mereka bahkan anggota parlemen di beberapa negara. Tidak mungkin kami mendukung," tambahnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini