Diskusi yang dilaporkan seputar amunisi anti-kapal mengikuti laporan media Washington mungkin telah membantu pasukan Ukraina untuk menenggelamkan kapal utama Laut Hitam Rusia.
Kapal penjelajah berpeluru kendali 'Moskva' tenggelam di lepas pantai Odessa bulan lalu. Penyebab tenggelamnya kapal tempur utama Rusia itu belum diketahui pasti.
Rusia membantah Moskva tenggelam akibat hantaman rudal Nepetune yang dilepaskan pasukan Ukraina.
Para pejabat AS membantah telah memasok informasi intelijen ke Ukraina terkait keberadaan kapal penjelajah Moskva.
Kirby menyatakan Kiev memiliki emampuan intelijennya sendiri untuk melacak dan menargetkan kapal angkatan laut Rusia, seperti yang mereka lakukan dalam kasus ini.
Rusia mengajukan versi berbeda dari peristiwa tenggelamnya Moskva. Kapal itu teneggelam setelah kebakaran memicu ledakan di sebuah gudang amunisi.
Seorang awak kapal tewas, 27 lainnya belum ditemukan sejak kapal itu tenggelam dan hilang di perairan dalam Odessa.
Meskipun pejabat AS belum secara terbuka mengkonfirmasi apakah senjata anti-kapal dijadwalkan untuk Ukraina, bantuan militer Amerika ke negara itu terus meningkat.
Paket bantuan senilai $40 miliar atau sekira Rp 600 triliun sudah disetujui Senat AS. Sebelumnya AS telah memasok bantuan rudal antitank Javelin dan rudal Stinger anti-pesawat.
Artileri jarak jauh, kendaraan lapis baja, drone, senjata ringan dan amunisi, dan perlengkapan lainnya juga telah dikirim ke Ukraina.
Sementara mengenai isu penempatan baterai rudal Patriot, pejabat Pentagon mengatakan opsi itu tidak ada.
“Tidak ada diskusi tentang menempatkan baterai Patriot di Ukraina. Untuk melakukan itu, Anda harus menempatkan pasukan AS untuk mengoperasikannya,” kata pejabat Pentagon.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)