“Di bawah keseimbangan kekuatan saat ini, tren umum berpihak pada Rusia. Saat ini tidak ada yang bisa mengubah itu," katanya.
“Setelah beberapa bulan, dengan pelatihan unit cadangan, mungkin ada serangan balasan strategis (Ukraina) yang bisa mengusir Rusia,” lanjut Loukopoulos.
Loukopoulos yakin kemungkinan itu bisa dilakukan Ukraina merebut wilayah Rusia, yang bisa ditukar dengan wilayahnya sendiri lewat negosiasi.
“Dapatkah Ukraina menciptakan fakta di lapangan untuk melawan keuntungan Rusia? Saat ini mereka tidak bisa,” katanya.
“Suka atau tidak, Rusia memiliki inisiatif politik dan militer. Barat bereaksi terhadap apa yang dilakukan Putin,” tandas Loukopoulos.
Hingga 26 Mei 2022, pasukan Rusia memfokuskan kembali upayanya menguasai wilayah timur Ukraina.
Tiga Jalur Serangan Rusia
Pasukan Rusia telah meluncurkan kembali serangan di tiga titik utama untuk mengepung ujung tombak pertahanan Ukraina, di Izyum di utara, Severodonetsk di timur, dan Popasna di selatan.
Di Popasna, pasukan regular dan tentara partikelir Rusia dari kelompok Wagner menerobos pertahanan Ukraina, mengambil beberapa permukiman pada 20 Mei.
Tiga hari kemudian, mereka merebut Myronovsky, titik awal jalan raya menuju Sloviansk. Di titik ini semua jalur serangan Rusia kemungkinan bisa bertemu.
Di front utara, artileri Rusia meghajar Izyum, yang menurut Ukraina sebagai langkah pembukaan serangan penuh.
Pasukan Moskow diduga mencoba gerakan menjepit dari Izyum dan Popasna untuk mengisolasi seluruh pasukan taktis Ukraina yang terdiri dari sekitar 50.000 orang di wilayah Luhansk dan Donetsk di timur.
Pada 21 Mei, pertempuran untuk Severodonetsk, kota paling timur yang dikuasai Ukraina, dimulai serius. Di sebelah timur kota, pengeboman dimulai.
Di sebelah baratnya, blogger militer Rusia mengatakan pasukan Rusia menghancurkan salah satu dari dua jembatan yang menghubungkan kota itu ke Lysychansk di seberang sungai Siversky Donetsk dan memperumit jalur pasokan Ukraina.