TRIBUNNEWS.COM, DOHA – Seorang purnawirawan jenderal NATO, Letjen Konstantinos Loukopoulos mengatakan, Rusia saat ini memiliki keunggulan di medan tempur Ukraina.
“Suka atau tidak, Rusia memiliki inisiatif politik dan militer,” kata Loukopoulos sembari menyebutkan ada fase yang tak mungkin dikejar militer Ukraina menyusul pasokan senjata canggih dari barat.
“Tank dan kendaraan lapis baja membutuhkan tahap awal pelatihan pribadi dan pelatihan tim untuk pengemudi, penembak, reloader dan komandan,” lanjut eks instruktur kavaleri di Kiev dan Moskow ini.
Ulasan Loukopoulos dipublikasikan di laman Aljazeera.com, Kamis (26/5/2022). Ia menganalisis situasi terkini di Ukraina, dan kemajuan yang dicapai Rusia terkait ofensif di wilayah Donbass.
Baca juga: Mengenal Wilayah Luhansk dan Donetsk serta Alasan Mengapa Vladimir Putin Ingin Kuasai Donbass
Baca juga: Russel Bentley Sebut Penyerahan Azovstal Runtuhkan Moral Tempur Ukraina
Baca juga: Batalyon Azov Ukraina Laboratorium Nyata Nazisme dan Fasisme
Menurutnya, setiap pasukan memerlukan waktu antara 6-9 bulan untuk bisa secara terampil mengoperasikan persenjataan baru. Terutama yang baru pertama kali mereka gunakan.
Pasukan Ukraina menurutnya membutuhkan waktu untuk membiasakan mengoperasikan peralatan militer barat.
“Mereka membutuhkan pelatihan taktis, termasuk uji tembak dan latihan, yang tidak dapat dilakukan dalam beberapa minggu. Siklus pelatihan setidaknya enam bulan, dan itu tidak berubah di masa perang,” jelasnya.
Rencana Awal Perang Cepat
Loukopoulos menyebut di awal serangan, Vladimir Putin membayangkan mampu memenangkan perang dalam 96 jam. Tapi itu tidak tercapai, dan sekarang sebaliknya ilusi dimulai di sisi barat.
AS, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, dan Republik Ceko termasuk di antara mereka yang menjanjikan berbagai jenis persenjataan dan artileri. Menurutnya, hal itu memperumit masalah.
Misalnya, dari 90 artileri howitzer M777 yang dikirim AS ke Ukraina, sekitar 18 telah digunakan di lapangan.
Tidak diketahui berapa banyak dari 12 atau 14 howitzer self-propelled César yang dikirim Prancis yang digunakan Ukraina.
“Bagi Ukraina, agar bisa menggunakan senjata barat dan membuatnya operasional, membentuk unit yang tepat, dan melatih mereka, perlu delapan, sembilan bulan. Itu tidak dapat menarik unit aktif dari garis depan untuk melatih mereka, ” kata Loukopoulos.
Itulah kerangka waktu yang menurutnya bisa dimanfaatkan Vladimir Putin untuk memenangkan perang di lapangan, dan mencapai penyelesaian lewat negosiasi.