News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bachelet Nyatakan ke Xinjiang Bebas Terbuka dan Tak Diatur Pemerintah Cina

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Chile Michelle Bachelet (kiri) di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (12/5/2017). Kedua kepala negara beserta masing-masing delegasi melakukan pertemuan bilateral untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan, diplomatik, kelautan, perikanan dan sosial budaya. Warta Kota/henry lopulalan

Pada konferensi pers Sabtu malam, Bachelet juga menyoroti program pengentasan kemiskinan Cina dan upayanya mendukung Agenda 2030.

Bachelet juga mencatat pemerintah China dan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia sepakat membangun komunikasi reguler dan membentuk kelompok kerja memfasilitasi pertukaran dan kerjasama substantif melalui pertemuan di Beijing dan Jenewa.

William Jones, Kepala Biro Washington untuk Tinjauan Intelijen Eksekutif dan peneliti di Institut Chongyang untuk Studi Keuangan di Renmin Universitas China, memprediksi AS akan terus memainkan isu Xinjiang.

AS tidak tertarik pada kebenaran tentang Xinjiang, tetapi hanya menginginkan dukungan untuk kebohongan besarnya tentang Xinjiang.

Kebohongan tentang Xinjiang tidak diragukan lagi akan berlanjut karena tujuan dasarnya adalah untuk melemahkan dan mendiskreditkan Cina.

Aktivis dari Indonesia Save Uyghur menggelar aksi teatrikal di depan kantor Kemenpora, Jakarta Pusat, Jumat (25/6/2021). Aksi tersebut digelar untuk menyerukan boikot terhadap rencana penyelenggaraan Olimpiade musim dingin di Beijing karena perlakuan pemerintah China terhadap warga muslim Suku Uyghur di Xinjiang. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Sementara Komisioner HAM PBB berada di Cina, tragedi penembakan massal terjadi di sebuah sekolah dasar dan supermarket di AS, menewaskan sedikitnya 29 orang

Peristiwa itu , telah mengungkap rasisme dan pelanggaran hak asasi manusia parah di AS, dan juga mengejutkan dunia.

Menanggapi pertanyaan apakah Kantor Komisaris Tinggi PBB akan melakukan penyelidikan atas pelanggaran hak asasi manusia AS, Bachelet menjawab diplomatis, laporan sudah disampaikan ke Dewan HAM PBB.

Bachelet mengatakan untuk menghentikan rasisme, negara-negara perlu melihat sejarah perbudakan dan membongkar semua diskriminasi sistematis jika mereka benar-benar ingin memastikan hak-hak minoritas.

“Pembunuhan di Texas sangat menyedihkan. Ini menunjukkan masalah belum terpecahkan dan semua orang terus berjuang melawan diskriminasi rasial,” kata Bachelet.

“Orang-orang yang percaya mereka lebih unggul dari yang lain dan yang merasa memiliki hak untuk membunuh orang lain, tetapi sebenarnya tidak,” tandasnya.(Tribunnews.com/GlobalTimes/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini