TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyebutkan soal kemungkinan-kemungkinan terkait perang antara Rusia dan Ukraina.
Pihaknya menyampaikan kemungkinan saja perang tersebut dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
Dirinya pun konsisten, NATO akan mendukung Ukraina.
“Kita harus bersiap untuk kenyataan bahwa itu bisa memakan waktu bertahun-tahun.”
“Kita tidak boleh putus asa dalam mendukung Ukraina,” katanya, dikutip Tribunnews dari The Guardian.
Jens Stoltenberg juga menyebut dukungan NATO untuk Ukraina akan tetap ada, tidak hanya untuk dukungan militer.
NATO, disebutnya akan mendukung walaupun nantinya dihadapkan pada biaya tinggi.
Dan walaupun, di tengah meningkatnya biaya-biaya energi dan pangan.
Seperti diketahui saat ini Rusia mengirim sejumlah besar pasukan cadangan ke Sievierodonetsk dari zona pertempuran lain untuk mencoba menguasai penuh kota timur yang terkepung.
Hal tersebut dikatakan oleh Gubernur wilayah Luhansk Ukraina, Serhiy Gaidai, Minggu (19/6/2022).
Baca juga: Rusia Tetap Kokoh Meski Banyak Dihujani Sanksi dari Barat, Departemen Keuangan AS: Fatamorgana
Baca juga: Rusia tidak bersih dan tidak merasa malu, kata Menlu Sergei Lavrov
"Hari ini, besok, atau lusa, mereka akan membuang semua cadangan (mengirim tentara cadangan) yang mereka miliki, mereka dalam masa kritis," katanya.
Sebelumnya pada Sabtu (18/6/2022), sebuah ledakan besar mengguncang daerah dekat Sievierodonetsk.
Rodion Miroshnik, seorang pejabat di pemerintahan separatis Republik Rakyat Luhansk, memposting video yang dia katakan sebagai cloud di aplikasi perpesanan Telegram.
Wali Kota Kyiv Sebut Orang Rusia Mati Demi Ambisi Putin
Dikutip dari BBC, Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan kepada bahwa publik Rusia pada akhirnya akan menyadari bahwa tentara muda mereka mati karena ambisi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Hal tersebut dikatakannya saat dirinya hadir di prosesi pemakaman seorang aktivis anti-korupsi Ukraina terkenal berusia 24 tahun, Roman Ratushny.
Vitali Klitschko, sang mantan juara tinju kelas berat dunia itu
mengatakan pemimpin Rusia itu menghancurkan jutaan nyawa di Ukraina dan negaranya sendiri.
Baca juga: TV Pemerintah Rusia Tayangkan Video Dua Orang Amerika yang Hilang di Ukraina
"Ini juga merupakan tragedi bagi Rusia dan Federasi Rusia. Orang-orang tidak mengerti itu sekarang, tapi saya yakin mereka akan segera menyadari kenyataan. Rusia mati untuk apa? Ambisi Putin?" ujarnya.
Wali Kota termasuk di antara ratusan pelayat yang ternyata memberi penghormatan kepada Ratushny.
Pria muda bernama Roman Ratushny itu menjadi tentara sukarelawan untuk Ukraina, namun terbunuh di Izyum, di wilayah Kharkiv, pada 9 Juni.
Dirinya menjadi terkenal selama protes pro-demokrasi pada 2013 melawan mantan pemerintah Ukraina yang pro-Moskow.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)