"Kami akan mencoba memahami apakah ada kesepakatan sebelumnya (di antara para tersangka), jika mereka telah merencanakan situasi ini," kata komisaris.
Dilansir The Guardian, tersangka akan dirujuk ke sidang penahanan.
Dua pria lain yang sudah dipenjara karena diduga terlibat dalam pembunuhan yakni, Amarildo Oliveira, yang dikenal sebagai Pelado dan saudaranya, Oseney de Oliveira, yang dikenal sebagai Dos Santos.
Sebelumnya, polisi pada Jumat mengaku yakin para pelaku "bertindak sendiri, tanpa ada penulis intelektual atau organisasi kriminal di balik kejahatan itu."
Curiga Ada Dalang Besar
Di sisi lain, Asosiasi Masyarakat Adat Univaja yang juga ikut dalam pencarian korban, menolak kesimpulan polisi bahwa para pembunuh bertindak sendiri.
"Ini bukan hanya dua pembunuh, tetapi kelompok terorganisir yang merencanakan kejahatan secara rinci," kata Univaja dalam sebuah pernyataan.
Kelompok tersebut mengklaim, pihak berwenang telah mengabaikan banyak keluhan tentang kegiatan geng kriminal di daerah tersebut.
Perwakilan Brasil dari Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ), Renata Neder, menilai pernyataan polisi yang begitu awal dalam penyelidikan itu gegabah dan mengkhawatirkan.
"Di Brasil ada pola sejarah bahwa dalam kasus pembunuhan jurnalis dan pembela hak asasi manusia, ketika ada penyelidikan, hanya eksekutor yang diadili, tetapi sangat jarang dalangnya," katanya kepada AFP.
Aktivis menyalahkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro atas insiden pembunuhan ini.
Baca juga: Butuh Uang Bangun Rumah, Pria Asal NTB Bunuh Temannya Lalu Bawa Kabur Truk Berisi 21 Ton Jagung
Baca juga: Kasus Hilangnya Jurnalis Inggris di Amazon: Keluarga Sebut Jasad Ditemukan, Polisi Brasil Membantah
Pasalnya, Bolsonaro dinilai membiarkan eksploitasi komersial Amazon dengan mengorbankan lingkungan dan hukum dan ketertiban.
Di sisi lain, presiden menilai kedua korban melakukan perjalanan yang sembrono di wilayah di mana Phillips "tidak disukai".
Phillips, koresponden asing veteran untuk beberapa surat kabar internasional terkemuka, sedang mengerjakan sebuah buku tentang pembangunan berkelanjutan di Amazon dengan Pereira sebagai panduannya.
Pereira, seorang ahli di badan urusan adat Brasil FUNAI, telah menerima beberapa ancaman dari penebang dan penambang ilegal di Amazon.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)