Usia mereka antara 13 dan 17 tahun, kata polisi.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Mal di Ukraina yang Sedang Ramai Pengunjung, Data Sementara 13 Orang Tewas
Juru bicara polisi, Kolonel Athlenda Mathe mengatakan, penyelidikan sedang berlangsung dan belum ada penyebab kematian yang ditetapkan.
Tetapi Cele mengatakan, sampel forensik sedang dikirim ke laboratorium toksikologi di Cape Town, menunjukkan bahwa polisi sedang mencari kemungkinan bahwa racun atau toksin terlibat.
Namun tes toksikologi disebut membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pejabat keamanan provinsi Unathi Binqose mengatakan kepada surat kabar Daily Maverick, bahwa para korban mungkin telah menelan zat beracun melalui alkohol yang mereka minum atau melalui pipa hookah, yang dihisap di pesta tersebut.
Laporan awal berspekulasi bahwa para korban, 12 anak laki-laki dan sembilan perempuan, mungkin tewas karena pesta terlalu ramai dan padat.
Tetapi pihak berwenang tidak menemukan tanda-tanda luka pada tubuh korban dan polisi telah mengesampingkan hal itu.
Baca juga: 46 Orang Ditemukan Meninggal di Dalam Truk Trailer di Texas, 16 Lainnya Dilarikan ke Rumah Sakit
Para remaja tersebut dilaporkan sedang merayakan akhir ujian tengah tahun, ulang tahun seorang DJ lokal, dan bersantai setelah pembatasan Covid-19 dicabut.
Orang tua diminta untuk datang ke kamar mayat untuk mengidentifikasi anak-anak mereka.
Departemen Kesehatan Eastern Cape mengatakan, korban selamat yang dirawat di rumah sakit menderita sakit punggung, dada sesak, muntah, dan sakit kepala.
Menteri Kepolisian Cele mengatakan para remaja itu meninggal antara pukul 02.00 dan 04.30, pada hari Minggu.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang berada di Jerman untuk KTT G-7, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban dalam sebuah pernyataan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)