TRIBUNNEWS.COM - Afrika Selatan digemparkan dengan insiden kematian 21 remaja saat tengah berpesta di klub malam Enyobeni Tavern di Kota East London.
Di antara puluhan mayat yang ada di klub malam itu, yang termuda merupakan gadis berusia 13 tahun.
Polisi mendapati para remaja meninggal dalam kondisi tergeletak di meja, merosot di kursi dan sofa, serta tergeletak di lantai dansa pada Minggu (26/6/2022) dini hari waktu setempat.
"Mereka meninggal saat menari," kata Menteri Kepolisian Bheki Cele, dikutip dari NZ Herald.
"Mereka menari, jatuh, dan mati. Secara harfiah."
"Yang lain hanya akan merasa pusing, tidur di sofa, (dan) mati. Ini menceritakan kisah bahwa mereka semua adalah anak-anak karena seseorang seharusnya memperhatikan," imbuhnya.
Baca juga: Rusia Tembakkan Rudal ke Mal di Kremenchuk Ukraina: Ribuan Warga Selamat dan 16 Orang Tewas
Namun kemungkinan itu telah dikesampingkan.
Dugaan kebocoran gas juga disebut-sebut jadi penyebab kematian puluhan remaja tersebut.
Polisi telah mengirim sampel forensik dari para korban ke laboratorium toksikologi untuk menyelidiki apakah para remaja menelan zat beracun selama pesta.
Kronologi Kejadian
Menurut laporan polisi, pihaknya dipanggil ke Enyobeni Tavern di Kota East London di Provinsi Eastern Cape sekitar pukul 4 pagi pada Minggu (26/6/2022).
Mereka menerima laporan adanya "tubuh tidak bernyawa" di lokasi tersebut.
Petugas kemudian menemukan 17 remaja tewas di klub malam.
Dua lagi meninggal di klinik setempat, satu meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit lain, dan satu di rumah sakit itu.