Sebelumnya, separatis pro-Rusia mengaku telah sepenuhnya mengepung Kota Lysychansk.
"Hari ini milisi populer Luhansk dan pasukan Rusia menduduki ketinggian strategis terakhir, yang memungkinkan kami untuk memastikan bahwa Lysychansk benar-benar dikepung," kata Andrei Marotchko, juru bicara pasukan separatis, kepada kantor berita Rusia, TASS.
Tentara Ukraina menolak klaim bahwa Lysychansk telah dikepung, tetapi mengaku bahwa pertempuran sengit sedang berlangsung.
"Pertempuran berkecamuk di sekitar Lysychansk. (Tapi) untungnya kota itu tidak dikepung dan berada di bawah kendali tentara Ukraina," jelas Ruslan Muzytchuk, juru bicara Garda Nasional Ukraina, di televisi Ukraina.
Kota Sievierodonetsk dan Lysychansk dipisahkan oleh sungai.
Oleksiy Arestovych, penasihat presiden Ukraina, pada Sabtu lalu mengatakan bahwa pasukan Rusia untuk pertama kalinya berhasil menyeberangi sungai dari utara.
Arestovych saat itu mengatakan, militer Rusia belum mencapai pusat kota dan pertempuran untuk Lysychansk akan diputuskan pada Senin esok.
Luhansk dan tetangganya Donetsk adalah dua provinsi di Ukraina timur yang membentuk Donbas.
Sejak kegagalannya merebut ibu kota Kyiv, Rusia memfokuskan serangannya di wilayah ini.
Baca juga: Ukraina Minta Turki Tahan Kapal Kargo Berbendera Rusia Yang Memuat Gandum dari Pelabuhan Berdyansk
Separatis pro-Rusia telah menguasai sebagian dari kedua provinsi ini sejak 2014.
Moskow sendiri telah mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai republik berdaulat.
Bahkan pengakuan juga didapatkan dari pemerintah Suriah, pada Rabu lalu.
Jatuhnya Kota Lysychansk akan membuka jalan bagi Rusia untuk bergerak ke barat ke Provinsi Donetsk.
Di sana, Kota Slovyansk yang dikuasai Ukraina telah beberapa kali diserang roket sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)