NASA, di bawah program Artemis, berencana mengirim misi berawak untuk mengorbit bulan pada 2024 dan melakukan pendaratan berawak di dekat Kutub Selatan bulan pada 2025.
Di sisi lain, China sedang merencanakan misi tanpa awak ke Kutub Selatan bulan beberapa waktu dekade ini.
Kata Pakar Militer
Sebelumnya, Nelson mengatakan bahwa program luar angkasa China adalah salah satu program luar angkasa militer.
Ia juga mengklaim China tidak ingin berbagi hasil penelitiannya terhadap Bulan.
Song Zhongping, pakar militer China dan komentator TV, mengatakan AS-lah yang melakukan militerisasi luar angkasa dan China percaya Bulan adalah milik umat manusia dan bukan milik satu negara.
Dikutip dari Asia Financial, Song mengatakan kepada media pemerintah Global Times, bahwa program luar angkasa China adalah program damai.
Baca juga: PROFIL Dilraba Dilmurat, Artis China yang Berasal dari Suku Minoritas Kini Punya Harta Capai Rp286 M
Ia mengklaim AS salah melihat program luar angkasa Beijing dengan cara yang sama seperti Rusia pada 1960-an dan 1970-an.
Laporan itu selanjutnya berargumen bahwa kekhawatiran nyata AS adalah atas perkembangan ilmiah dan teknologi China, tetapi menambahkan ada harapan untuk kerja sama antara negara adidaya di luar angkasa.
Song berpendapat negara-negara di dunia perlu bekerja sama di ruang angkasa.
Menurut pakar militer ini, AS membuang-buang energinya mencari musuh untuk mengamankan monopoli teknologi atas para pesaingnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)