News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengapa Serangan Rusia ke Ukraina Kian Agresif Setelah Kunjungan Jokowi? Ini Analisis Pengamat

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) saat menyampaikan pernyataan bersama di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, Kamis (30/6/2022). Serangan militer Rusia ke Ukraina semakin intens sejak kunjungan Jokowi ke dua negara itu.

“Saya kira enggak harus result-nya berhasil atau gagal ya. “Memang sejak awal kehadiran beliau itu tidak untuk misi perdamaian, karena bukan menjadi, menawarkan, dan seterusnya. Kan protokolnya tidak seperti itu,” ucapnya.

Effendi menambahkan, sejak awal, ketika ia dan beberapa pihak lain melakukan rapat pascainvasi militer Rusia, ia sudah mengusulkan agar Jokowi menengahi masalah Rusia-Ukraina.

“Saya menyampaikan harapan agar bapak presiden kita sebagai Presidensi G20 agar proaktif menjembatani atau menengahi masalah Rusia dengan G7 atau Ukraine.”

Menurutnya, ia juga bernazar saat menyampaikan di forum raker bersama Menteri Luar Negeri (Menlu), karena itu suasananya terlihat pesimistis.

“Jujur waktu itu suasananya sangat pesimis. Bahkan suara saya itu dianggap, ngapain," katanya,

Effendi juga menyebut bahwa tujuan Jokowi ke Ukraina dan Rusia hanya empat.

“Pertama, beliau memang menyampaikan keprihatinan dan harapan untuk perdamaian. Kedua, untuk jaminan supply food, dan energi, yang ketiga,” tuturnya.

Tujuan keempat adalah mengundang untuk hadir pada kegiatan G20.

“Nah, bahwa ada masalah gandum di wilayah Ukraine yang diblokade oleh Rusia, itulah yang mungkin disalahartikan, seolah-olah pesan itu yang dibawa oleh the messenger ini kepada Bapak Presiden Putin," ujar Effendi Simbolon.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini