Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, HARARE - Bank sentral Zimbabwe mengatakan akan mulai menjual koin emas bulan ini sebagai penyimpan nilai untuk meredakan inflasi yang tak terkendali, karena telah sangat melemahkan mata uang lokal.
Gubernur bank sentral Zimbabwe, John Mangudya mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin lalu bahwa koin akan tersedia untuk dijual mulai 25 Juli mendatang dalam mata uang lokal, dolar Amerika Serikat (AS) dan mata uang asing lainnya, dengan harga berdasarkan harga emas internasional yang berlaku dan biaya produksi.
"Koin 'Mosi-oa-tunya' dinamai setelah Victoria jatuh, dapat diubah menjadi uang tunai dan diperdagangkan secara lokal dan internasional. Koin emas akan berisi satu troy ons emas dan akan dijual oleh Fidelity Gold Refinery, Aurex dan bank lokal," kata bank sentral itu.
Baca juga: Stabilkan Krisis Mata Uang, Zimbabwe Mulai Gunakan Emas Sebagai Alat Pembayaran
Dikutip dari laman www.adaderana.lk, Rabu (6/7/2022), koin emas digunakan oleh investor internasional untuk melakukan lindung nilai terhadap inflasi dan perang.
Melonjaknya inflasi di negara Afrika selatan itu telah menambah tekanan pada populasi yang sudah berjuang dengan kekurangan.
Bahkan membangkitkan kenangan kekacauan ekonomi beberapa tahun lalu saat Zimbabwe berada di bawah pemerintahan hampir 4 dekade pemimpin veteran Robert Mugabe.
Inflasi tahunan yang mencapai hampir 192 persen pada Juni lalu, membayangi upaya Presiden Emmerson Mnangagwa untuk merevitalisasi ekonomi.