Ia juga blak-blakan mengaku ingin menjabat sebagai perdana menteri.
Pada Kamis kemarin, ia meluncurkan kampanye untuk menjadi perdana menteri selanjutnya.
Meskipun tidak memiliki pengalaman kabinet atau kabinet bayangan, Tugendhat mengesankan rekan-rekannya dengan keterampilan pidato dan keseriusannya, terutama ketika dia berbicara tentang jatuhnya Afghanistan.
Dia masuk parlemen pada 2010 setelah bertugas di perang Irak dan Afghanistan.
6. Nadhim Zahawi
Kurang dari dua hari setelah dia diangkat menjadi Menteri Keuangan menggantikan Sunak, Nadhim Zahawi secara terbuka meminta Johnson untuk mengundurkan diri.
Zahawi lahir di Irak dari orang tua Kurdi dan datang ke Inggris pada usia 9 tahun, ketika keluarganya melarikan diri dari rezim Saddam Hussein.
Dia diyakini sebagai salah satu politisi terkaya di House of Commons dan membantu mendirikan perusahaan jajak pendapat YouGov.
Pekerjaan terakhirnya adalah sebagai sekretaris pendidikan.
Zahawi mengatakan pekan lalu akan menjadi "hak istimewa" untuk menjadi perdana menteri pada tahap tertentu.
7. Jeremy Hunt
Baca juga: Anggota Parlemen Konservatif Inggris Sebut Boris Johnson Toxic dan Harus Diganti
Mantan Menteri Luar Negeri Inggris ini ada di urutan kedua setelah Johnson dalam Pemilihan Pemimpin Partai Konservatif Britania Raya 2019.
Hunt dikenal dengan gaya kepemimpinan yang serius dan tidak terlalu kontroversial, dibanding Johnson.
Selama dua tahun terakhir, Hunt telah menggunakan pengalamannya sebagai mantan sekretaris kesehatan untuk memimpin komite pemilihan kesehatan parlemen dan tidak ternoda dengan menjabat di pemerintahan saat ini.
Awal tahun ini, dia mengaku ambisinya untuk menjadi perdana menteri "belum sepenuhnya hilang".
Hunt gagal menggulingkan Johnson dalam mosi tidak percaya bulan lalu, karena dimenangkan oleh mantan perdana menteri itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)