Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) menyampaikan update terbaru soal kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang sedang berada di Sri Lanka.
Diketahui, masyarakat Sri Lanka baru-baru ini menggelar aksi besar-besaran di Kota Kolombo untuk menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.
Bahkan, mereka telah berhasil merangsek masuk dan menduduki Istana Kepresidenan Rajapaksa serta kediaman resmi Perdana Menteri dan juga menguasai Kantor Sekretariat Presiden yang terletak di Galle Face Green, area yang menjadi pusat konsentrasi massa pelaku unjuk rasa.
Baca juga: IMF Desak Dikeluarkannya Resolusi untuk Buka Peluang Bailout ke Sri Lanka
Akibat adanya aksi ini, beberapa orang dilaporkan luka-luka.
Menyikapi hal tersebut, Direktur Pelindungan WNI Kemlu Judha Nugraha menyatakan saat ini kondisi seluruh WNI di Sri Lanka khususnya di kita Kolombo dalam keadaan aman.
"Terdapat sejumlah korban luka akibat unjuk rasa tersebut namun tidak dilaporkan adanya korban jiwa. Tidak terdapat informasi mengenai WNI yang terlibat atau terluka dalam unjuk rasa tersebut," kata Judha saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (11/7/2022).
Tak hanya itu, meski kondisi di beberapa objek vital dari digelarnya aksi sempat memanas, namun Judha memastikan kondisinya masih tergolong aman.
"Meskipun pengunjuk rasa telah menguasai Objek Vital tersebut, situasi keamanan secara umum di kota Kolombo dapat dikatakan masih kondusif," beber Judha.
Di mana berdasarkan database KBRI Kolombo tercatat ada 340 WNI yang menetap di Sri Lanka.
Keseluruhan WNI tersebut hingga kini kata Judha dikabarkan oleh KBRI Kolombo dalam keadaan baik dan selalu dalam monitor.
"Semuanya dalam keadaan baik serta termonitor kondisinya oleh KBRI," tukasnya.
Dia juga memastikan selama krisis ekonomi berlangsung di Sri Lanka, KBRI juga menyalurkan bantuan logistik bagi WNI yang paling terdampak krisis.
Presiden Sri Lanka Mundur