News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Mulai Serang Wilayah Selatan yang Dikuasai Rusia Dengan Senjata AS, Warga Sipil Tewas

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penembakan maut Senin di kota Novaya Kakhovka wilayah selatan Ukraina yang dikuasai Rusia

TRIBUNNEWS.COM -- Penembakan maut Senin di kota Novaya Kakhovka yang dikuasai Rusia, di selatan Ukraina, enyebabkan kerusakan parah dan korban tewas.

Rusia menyebut, serangan tersebut dilakukan dengan dukungan senjata dari Amerika Serikat.

Dmitry Polyansky, wakil kepala misi Rusia untuk PBB, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa senjata berat Amerika telah memberi Kiev kemampuan untuk menyerang daerah tersebut.

“Serangan semacam itu di situs sipil hanya dapat menarik kecaman tegas. Ini adalah konsekuensi langsung dari pengiriman senjata oleh [Amerika Serikat] ke Kiev,” diplomat itu menjelaskan.

Baca juga: Di Saat Resesi Melanda Dunia Rusia Malah Merasa Diuntungkan, Ini Sebabnya

Vladimir Leontyev, kepala administrasi kota, mengatakan pada hari Selasa bahwa tujuh orang tewas dan hingga 70 lainnya terluka.

Dia sebelumnya mengatakan bahwa gudang pupuk diledakkan oleh sebuah serangan, dan beberapa rumah rusak, serta situs sipil lainnya, termasuk pasar dan rumah sakit.

Sumber lain, Natalya Zarya, yang mengkoordinir pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota, mengatakan bahwa fasilitas penyimpanan dengan 35 ton bantuan, termasuk makanan, juga telah dihancurkan.

Militer Ukraina mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka menghancurkan gudang amunisi di Novaya Kakhovka. Serangan itu dirayakan secara luas oleh akun media sosial pro-Kiev.

Ukraina dan Rusia telah berulang kali menuduh satu sama lain menembaki daerah pemukiman dan membunuh warga sipil.

Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014.
Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”

Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.

Sementara media Barat menuding Rusia menyebabkan tewasnya warga sipil di timur Ukraina. Rudal Rusia menghujani kota kedua Ukraina semalam, ketika gubernur setempat menuduh tentara Putin melakukan 'terorisme mutlak' karena menargetkan warga sipil.

Baca juga: Putin Teken Dekrit, Warga Ukraina Kini Bisa Pindah Kewarganegaraan Rusia dengan Mudah

Daily Mail menyebutkan, sebuah sekolah, satu blok flat dan sebuah pabrik diledakkan di kota Kharkiv dalam tiga serangan terpisah yang diluncurkan dari Rusia antara Minggu dan Senin pagi.

Setidaknya tiga orang tewas, kata gubernur daerah Oleh Syneihubov, sementara 'banyak' lainnya terluka termasuk anak-anak berusia empat dan 16 tahun.

Syneihubov mengatakan targetnya adalah 'eksklusif sipil' saat dia menyerang komandan Putin atas apa yang dia sebut 'terorisme absolut'.

Rusia telah meningkatkan serangannya terhadap warga sipil karena serangannya di timur terhenti, dengan roket menghantam sebuah blok apartemen di Chasiv Yar pada hari Sabtu.

Sedikitnya 19 orang tewas dalam serangan di kota - yang sebagian besar dihuni oleh pekerja dari pabrik-pabrik terdekat - meskipun upaya penyelamatan terus berlanjut.

Baca juga: Amerika Tuding Iran Bersiap Kirim Ratusan Drone Canggih untuk Rusia

Anak buah Putin baru-baru ini merebut dua kota besar di wilayah Donbas timur Ukraina - Severodonetsk dan Lysychansk - memberi mereka kendali atas seluruh Luhansk.

Tapi sejak itu serangan mereka terhenti, dengan Kyiv mengatakan tampaknya komandan mengambil 'jeda operasi' untuk berkumpul kembali dan mempersenjatai kembali sebelum menyerang lagi.

Namun, itu tidak menghentikan unit artileri Rusia untuk menembaki kota-kota terdekat.

Gubernur wilayah Luhansk mengatakan pada hari Senin bahwa penembakan menghantam pemukiman di perbatasan administratif dengan wilayah Donetsk.

Pasukan Kremlin melakukan lima serangan rudal dan empat tembakan besar-besaran di daerah itu, kata Serhiy Haidai.

Wilayah Luhansk dan Donetsk membentuk jantung industri timur Ukraina yang dikenal sebagai Donbas, tempat pemberontak separatis memerangi pasukan Ukraina sejak 2014.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini