Pengecualian diberikan kepada negara-negara yang memiliki kerentanan tertentu atau menemukan diri mereka secara khusus menghadapi kesulitan dari pemotongan konsumsi gas.
Para menteri energi UE juga memberikan pengecualian untuk negara-negara kepulauan seperti Irlandia, Siprus dan Malta yang tidak memiliki banyak alternatif energi.
Para menteri energi UE juga membatalkan ketentuan dalam rancangan undang-undang yang memberi Komisi Eropa kekuatan untuk mengubah tindakan sukarela ke tindakan wajib.
Sebaliknya, para menteri memastikan setiap keputusan mengenai langkah-langkah wajib akan berada di tangan pemerintah nasional.
Baca juga: Jerman Kembali Menjerit Gazprom Ciutkan Aliran Gas, Krisis Energi Eropa Makin Parah
Undang-undang ini didasarkan pada proposal 20 Juli dari Komisi Eropa, yang ingin melindungi UE dari dampak perang di Ukraina, yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Pembatasan konsumsi gas ini diharapkan akan membantu negara-negara UE melewati musim dingin jika sewaktu-waktu Rusia menghentikan pengiriman gasnya secara total.
Kesepakatan yang disetujui pada Selasa lalu ini, menandai integrasi kebijakan Uni Eropa dan manajemen krisis. Inisiatif legislatif UE pada sektor energi di masa lalu seringkali membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk mencapai kata sepakat.
“Kami memiliki cetak biru untuk bertindak bersama dengan cara yang terkoordinasi. Ini adalah ujian bagi persatuan dan tekad serikat," kata Komisaris Energi UE Kadri Simson setelah perjanjian itu ditandatangani.
Baca juga: Imbas Invasi, Pengiriman Gas Rusia ke Eropa Anjlok, Terendah Sejak Empat Tahun Terakhir
Meskipun UE telah setuju untuk mengembargo minyak dan batu bara Rusia mulai akhir tahun ini, namun blok tersebut terlihat menahan diri untuk tidak menjatuhkan sanksi pada gas alam Rusia karena Jerman, Italia dan beberapa negara anggota lainnya sangat bergantung pada gas impor.
Uni Eropa Mulai Lirik Pasokan Gas dari Nigeria
Uni Eropa (UE) dikabarkan tengah mengadakan kesepakatan impor gas LNG dengan perusahaan energi dari Nigeria.
Langkah ini diambil UE sebagai upaya untuk memangkas ketergantungan Eropa terhadap pasokan gas Rusia.
Rencana tersebut diketahui publik, setelah wakil direktur energi Komisi Eropa Matthew Baldwin menggelar pertemuan dengan pejabat dari produsen energi gas terbesar Afrika pada akhir pekan ini, guna membahas kesepakatan impor gas LNG yang akan dilakukan UE.
Belum diketahui bagaimana hasil kesepakatan ekspor ini akan berakhir, namun mengutip dari Reuters nantinya UE akan meningkatkan pasokan gas dari perusahaan Nigeria LNG dan Delta Niger sebanyak 80 persen.