“Jika kita bisa mendapatkan hingga di atas 80 persen pada saat itu, mungkin ada tambahan LNG yang bisa tersedia untuk kargo spot yang akan datang ke Eropa,” kata Baldwin.
Sebagai informasi, ekspor ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Nigeria, sebelumnya di tahun 2021 silam Nigeria telah mengekspor 23 miliar meter kubik (bcm) gas ke Uni Eropa, akan tetapi angka tersebut terus mengalami penurunan.
Ini terjadi karena produksi minyak dan gas di Nigeria terhambat oleh aksi pencurian, tak hanya itu adanya kerusakan jaringan pada pipa terminal gas Nigeria LNG Ltd yang berlokasi di Pulau Bonny juga jadi alasan mengapa Nigeria selalu gagal meningkatkan kapasitas produksi gas diatas 60 persen.
Namun dengan meningkatkan keamanan di kilang gas Delta serta membuka kembali operasi pipa Trans Niger pada Agustus mendatang. Nigeria yakin bahwa pihaknya dapat kembali meningkatkan pasokan energi ke Eropa selama beberapa bulan ke depan.
Rencana ini juga sejalan dengan ambisi negara-negara anggota Uni Eropa yang saat ini tengah mengurangi penggunaan gas dari Rusia sebesar 15 persen, dimulai dari Agustus 2022 hingga Maret 2023 mendatang.