Saling menyalahkan
Sementara Rusia menyalahkan Kyiv atas serangan yang menghantam sebuah penjara di wilayah Ukraina timur.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa serangan tersebut berasal dari rudal buatan Amerika Seik
"Empat puluh tawanan perang Ukraina tewas dan 75 terluka," kata Kementerian Pertahanan Rusia, seraya menambahkan bahwa penjara itu digunakan untuk menahan para pejuang dari batalion Neo-Nazi Azov.
Sedangkan, Kyiv membantah telah melakukan serangan dengan menggunakan sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) ke lokasi tersebut.
“Angkatan Bersenjata Ukraina sepenuhnya mematuhi dan memenuhi prinsip-prinsip dari norma hukum humaniter internasional, tidak pernah dan tidak melakukan penembakan terhadap infrastruktur sipil, terutama tempat-tempat di mana terdapat rekan-rekan tawanan perang,” kata militer Ukraina yang dikutip oleh Aljazeera, Minggu (31/7/2022).
Baca juga: Rusia Tuduh Kyiv Serang Penjara Wilayah Donetsk yang Dikuasai Separatis dengan Sistem HIMARS
Di sisi lain, Moskow mengklaim bahwa serangan itu merupakan bentuk dari "provokasi berdarah rezim Kyiv" yang dirancang untuk mencegah pasukan Ukraina meletakkan senjata mereka.
"Provokasi mengerikan ini dilakukan untuk mengintimidasi prajurit Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Kremlin telah memainkan pengaruh batalion Azov dan mengklaim bahwa anggotanya adalah neo-Nazi.
Azov dibentuk sebagai batalion sukarelawan pada tahun 2014 untuk melawan pasukan yang didukung Rusia dan sejak itu telah diintegrasikan ke dalam tentara Ukraina.
Kelompok itu mengklaim mencakup berbagai pandangan politik, tetapi beberapa pemimpinnya diketahui memiliki gagasan yang berbeda.
Secara terpisah, Amerika Serikat telah mengirim M142 HIMARS ke Ukraina sebagai bagian dari paket bantuan keamanan senilai 700 juta dolar AS yang juga mencakup helikopter, sistem senjata anti-tank Javelin, kendaraan taktis dan suku cadang.
Baca juga: Dampak Utama Perang Rusia vs Ukraina, Ini Jumlah Korban hingga Kerugian Keduanya
Dalam sebuah op-ed di New York Times pada bulan Mei, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS akan “menyediakan Ukraina dengan sistem roket dan amunisi yang lebih canggih, yang akan memungkinkan mereka untuk lebih tepat menyerang target utama di medan perang”.
Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics menuduh Rusia menembaki pusat penahanan di Republik Rakyat Donetsk, dan meminta Uni Eropa untuk menangguhkan visa turis bagi warga Rusia.