Puing-puingnya mengakibatkan kerusakan di beberapa bangunan di negara Afrika Barat itu.
Beruntung tidak ada korban jiwa dari insiden tersebut.
AS dan sebagian besar negara penjelajah ruang angkasa lainnya umumnya mengeluarkan biaya tambahan untuk merancang roket untuk menghindari potensi jatuh ke bumi secara tak terkendali.
Ini jadi keharusan, mengingat puing-puing besar dari roket Skylab NASA yang jatuh dari orbit pada tahun 1979 mendarat di Australia.
Tahun lalu, NASA menuduh China tidak terus terang soal perkiraan lintasan puing dari penerbangan roket Long March pada Mei 2021.
Puing-puing dari penerbangan itu akhirnya mendarat secara aman di Samudra Hindia.
Baca juga: Jelang Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Asia, China Gelar Latihan Militer di Selat Taiwan
Baca juga: Kekhawatiran Ilmuwan Terhadap Benda-benda yang Akan Dibawa NASA Dari Planet Merah
Stasiun luar angkasa Tiangong adalah program utama antariksa Beijing.
Ini membuat China berhasil mendaratkan robot penjelajah di Mars dan Bulan, menjadikannya sebagai negara ketika yang menempatkan manusia di orbit.
Modul baru, didorong oleh Long March 5B, berhasil merapat dengan modul inti Tiangong pada hari Senin dan tiga astronot yang telah tinggal di kompartemen utama sejak Juni berhasil memasuki lab baru.
China telah menggelontorkan miliaran dolar untuk penerbangan dan eksplorasi luar angkasa.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)