Setahun kemudian, Jihad Islam Mesir (EIJ) bergabung dengan lima kelompok militan Islam radikal lainnya, termasuk Al Qaeda pimpinan Osama Bin Laden, dalam membentuk Front Islam Dunia untuk Jihad melawan Yahudi dan Tentara Salib.
Proklamasi pertama, termasuk fatwa, atau dekrit agama, yang mengizinkan pembunuhan warga sipil AS.
Enam bulan kemudian, dua serangan serentak menghancurkan kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania, menewaskan 223 orang.
Al Zawahiri adalah salah satu tokoh yang percakapan telepon satelitnya digunakan sebagai bukti bahwa Bin Laden dan Al Qaeda berada di balik rencana tersebut.
Dua minggu setelah serangan, AS mengebom kamp pelatihan kelompok itu di Afghanistan.
Keesokan harinya, Al Zawahiri menelepon seorang jurnalis Pakistan dan berkata, "Beri tahu Amerika bahwa pengeboman, ancaman, dan tindakan agresinya tidak membuat kami takut. Perang baru saja dimulai."
Pada tahun-tahun setelah kematian Bin Laden, serangan udara AS membunuh deputi Al Zawahiri berturut-turut, melemahkan kemampuannya untuk berkoordinasi secara global.
Dalam beberapa tahun terakhir, Al Zawahiri telah menjadi sosok yang terpencil dan terpinggirkan, hanya sesekali mengeluarkan pesan.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)