Pada 20 Maret 2011, dia ditangkap kembali. Pada 17 Agustus 2013, pihak berwenang Mesir menangkap Muhammad al-Zawahiri di rumahnya di Giza.
Ayman al-Zawahiri di masa muda dilaporkan seorang pemuda yang rajin belajar. Dia unggul di sekolah, menyukai puisi, dan "membenci olahraga kekerasan", yang menurutnya "tidak manusiawi".
Al-Zawahiri belajar kedokteran di Universitas Kairo dan lulus pada 1974 dengan gayyid giddan, atau kira-kira setara dengan nilai "B" dalam sistem penilaian Amerika.
Setelah itu, ia menjabat tiga tahun sebagai ahli bedah di Angkatan Darat Mesir setelah itu ia mendirikan sebuah klinik di dekat orang tuanya di Maadi.
Pada 1978, ia juga memperoleh gelar master dalam bidang bedah.Ayman al-Zawahiri juga telah menunjukkan pemahaman radikal tentang teologi Islam dan sejarah Islam.
Dia mampu berbicara dalam bahasa Arab, Inggris, dan Prancis. Di Mesir, Al-Zawahiri berpartisipasi dalam aktivisme pemuda sebagai mahasiswa.
Ia menjadi sangat saleh dan politis, di bawah pengaruh pamannya Mahfouz Azzam, dan dosen Mostafa Kamel Wasfi.
Sayyid Qutb berkhotbah untuk memulihkan Islam dan membebaskan Muslim, garda depan Muslim sejati yang mencontoh para Sahabat Nabi yang asli harus dikembangkan.
Ikut Gerakan Ikhwanul Muslimin
Pada usia 14, al-Zawahiri telah bergabung dengan Ikhwanul Muslimin. Tahun berikutnya pemerintah Mesir mengeksekusi Sayyid Qutb karena konspirasi.
Setelah eksekusi, al-Zawahiri, bersama dengan empat siswa sekolah menengah lainnya, membantu membentuk sel bawah tanah yang ditujukan untuk menggulingkan pemerintah dan mendirikan negara Islam.
Pada usia dini inilah al-Zawahiri mengembangkan misi dalam hidup, "untuk mewujudkan visi Qutb. Selnya akhirnya bergabung dengan yang lain untuk membentuk al-Jihad atau Jihad Islam Mesir.
Pernikahan dan Anak-anak
Ayman al-Zawahiri menikah setidaknya empat kali. Istrinya termasuk Azza Ahmed Nowari dan Umaima Hassan.