TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Bukti-bukti kuat menunjukkan pusat penahanan Elenovka di Donetsk dihantam roket HIMARS yang dioperasikan pasukan Ukraina.
HIMARS ini senjata presisi tinggi buatan AS, yang telah dikirimkan ke Ukraina sebagai kekuatan baru Ukraina melawan paskan Rusia.
Perserikatan Bangsa-Bangsa kini meluncurkan misi pencarian fakta untuk menyelidiki serangan yang menewaskan 53 tawanan, Sebagian besar anggota Batalyon Azov.
“Saya memutuskan sesuai kompetensi dan kekuatan saya sendiri untuk meluncurkan misi pencarian fakta,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres Rabu (3/8/2022).
Menyerah di Azovstal
Versi Kementerian Pertahanan Rusia dan otoritas Donetsk, serangan itu menewaskan 53 orang dan melukai lebih dari 70 orang.
Sebagian besar korban anggota Batalyon Azov, kelompok neo Nazi Ukraina yang ditangkap pasukan Rusia dalam pertempuran di pabrik baja Azovstal.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kolonel Jenderal Alexander Fomin menjelaskan, tawanan itu menyerah secara sukarela pada pasukan Rusia, 20 Mei 2022 di Azovstal.
Komplek pabrik metalurgi raksasa itu dikepung pasukan Rusia selama sebulan lebih. Setiap hari dibombardir dari darat maupun udara.
Setelah menyerahkan diri, tawanan itu dibawa ke Elenovka oleh Polisi Militer Rusia. Komite Palang Merah Internasional dan utusan Ukraina mengawasi dan menyaksikan pemindahan ini.
Mereka juga meninjau pusat penahanan di Elenovka yang akan digunakan. ICRC menyatakan pusat penahanan itu layak dan memenuhi ketentuan hukum internasional.
Pada 28 Juli 2022, Dmitriy Kozatskyi, anggota Batalyon Azov memberikan testimoni publik tentang kejahatan perang kelompok neo Nazi itu dan pasukan Ukraina.
Kesaksian itu membungkam propaganda Ukraina dan Batalyon Azv tentang konflik di Donbass versi mereka.
Pada 28-29 Juli 2022, serangan roket HIMARS menghantam pusat penahanan Elenovka. Serangan diyakini dilakukan sengaja, terpilih dan presisi.