Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, VILNIUS – Latvia dan Estonia pada hari Kamis (11/8/2022) dikabarkan menarik diri dari kelompok kerja sama antara China dan beberapa negara di Eropa Tengah dan Timur.
Dikutip dari Reuters, Jumat (12/8/2022) langkah itu dilakukan di tengah kritik Barat terhadap China atas meningkatnya tekanan militer terhadap Taiwan dan penguatan hubungan antara Beijing dengan Rusia selama invasi ke Ukraina.
Hubungan antara Lithuania dan China mulai memburuk setelah mengizinkan Taiwan membuka kedutaan de facto akhir tahun lalu.
Baca juga: Taiwan Pamer Kecanggihan Senjata Howitzer Usai China Akhiri Latihan Militer
"Partisipasi berkelanjutan negara itu dalam kelompok China tidak lagi sejalan dengan tujuan strategis kami di lingkungan internasional saat ini." kata Kementerian Luar Negeri Latvia.
Dalam pernyataan yang diterbitkan Kamis (11/8), baik Latvia dan Estonia mengatakan bahwa mereka akan terus bekerja untuk membangun hubungan yang konstruktif dan pragmatis dengan China sembari menghormati tatanan internasional berbasis aturan dan hak asasi manusia.
Kementerian Luar Negeri Estonia tidak segera tersedia untuk komentar lebih lanjut.
Di sisi lain, Kedutaan China di Riga, Latvia dan Tallinn, Estonia juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sementara itu, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Yunani, Hongaria, Polandia, Rumania, Slovakia, dan Slovenia termasuk di antara negara-negara yang tetap dalam format kerja sama.
Baca juga: Krisis bisnis properti terjadi di China, apa dampaknya bagi negara lain?
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Republik Ceko pada Mei lalu mengungkapkan bahwa janji investasi besar China dan perdagangan yang saling menguntungkan tidak terpenuhi, menyusul seruan di dalam parlemen negara untuk keluar dari kelompok itu.