TRIBUNNEWS.COM - Ibu kota Ukraina, Kyiv, melarang segala perayaan publik untuk memperingati Hari Kemerdekaan Ukraina dari pemerintahan Uni Soviet yang jatuh pada Rabu, 24 Agustus 2022.
Larangan ini diberlakukan menyusul kekhawatiran adanya serangan dari Rusia.
Selain itu, militer di ibu kota Kyiv telah memerintahkan pasukan keamanan untuk siaga atas segala jenis serangan, seperti serangan rudal dan bom, lapor Al Jazeera.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Moskow dapat mencoba "sesuatu yang sangat buruk" menjelang HUT ke-31 Ukraina pada Rabu besok.
Diketahui perigatan kemerdekaan Ukraina sekaligus menandai enam bulan invasi Rusia, sejak diluncurkan pada 24 Februari lalu oleh Presiden Vladimir Putin.
Dalam laporan Reuters, dokumen resmi dari otoritas Kyiv mengatakan larangan acara publik terkait dengan HUT Kemerdekaan berlangsung mulai Senin hingga Kamis mendatang.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia Hari ke-181: Pembunuhan Putri Sekutu Putin hingga Bantahan Keterlibatan Ukraina
Ibu kota Ukraina ini jaraknya jauh dari garis depan perang, sehingga jarang terkena rudal dari artileri Rusia.
Ini terjadi setelah pasukan Putin gagal merebut Kyiv di awal invasinya, lalu memfokuskan serangan di wilayah timur dan selatan.
Tak hanya Kyiv, pemerintah lokal Kharkiv di timur Ukriana yang kerap jadi sasaran tembak rudal Rusia, memberlakukan jam malam mulai pukul 4 sore hingga 7 pagi dari Selasa hingga Kamis.
Di pelabuhan Mykolaiv, dekat wilayah yang dikuasai Rusia di selatan, Gubernur regional Vitaliy Kim mengimbau masyarakat untuk bekerja dari rumah pada Selasa dan Rabu.
Ia juga mendesak warga untuk tidak berkumpul dalam kelompok besar.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) meyakini Rusia sedang merencanakan serangan.
Dilansir Reuters, seorang pejabat Amerika mengatakan AS memiliki informasi intelijen bahwa Moskow berencana meluncurkan serangan baru terhadap infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah Ukraina.
"Kami memiliki informasi bahwa Rusia sedang meningkatkan upaya untuk melancarkan serangan terhadap infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah Ukraina dalam beberapa hari mendatang."