TRIBUNNEWS.COM - Rusia disebut telah kehilangan lebih dari 900 tentara pasukan khusus, pasukan terjun payung, marinir dan pilot selama enam bulan perang di Ukraina.
Hal ini diungkapkan BBC Rusia dalam laporannya yang terbit pada Kamis (1/9/2022).
Dilansir The Moscow Times, setidaknya 337 marinir tewas sejak awal invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Sementara itu, pasukan khusus Garda Nasional dan polisi anti huru hara kehilangan 245 personelnya.
Intelijen militer Rusia dilaporkan kehilangan 151 tentara dan 144 anggota unit penerjung payung tewas.
Terakhir, Dinas Keamanan Federal (FSB) dan Federal Guards Service (FSO) dilaporkan kehilangan 20 anggotanya.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-191: Tim Ahli PBB akan Tinggal dan Amati PLTN Zaporizhzhia
Banyak dari korban tewas adalah petugas.
Masih menurut laporan BBC, setidaknya 67 pilot tempur, termasuk navigator dan mekanik juga tewas dalam perang Ukraina.
Kematian tentara elit sangat bermasalah bagi Angkatan Bersenjata Rusia.
Pasalnya, membutuhkan harga yang sangat mahal untuk menggantinya.
BBC melaporkan, dibutuhkan waktu hingga 17 tahun dan biaya $14 juta untuk melatih seorang pilot militer.
Media ini mengatakan memperoleh angka-angka tersebut dari informasi tentang korban militer Rusia yang tersedia untuk umum, termasuk laporan media lokal.
Namun diprediksi korban sebenarnya dari personel militer Rusia, termasuk pasukan elit, mungkin lebih tinggi.
Sejauh ini, Kremlin belum mengungkapkan seberapa besar kerugian militernya selama menginvasi Ukraina.