News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wanita Iran Tewas Diduga Dipukuli Polisi Moral karena Langgar Hukum Hijab

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita berusia 22 tahun, Mahsa Amini telah meninggal di sebuah rumah sakit Iran beberapa hari setelah ditahan oleh polisi moral rezim karena diduga tidak mematuhi peraturan hijab negara tersebut.

Polisi kemudian mengatakan bahwa Amini menderita serangan jantung.

Namun, keluarga Amini membantahnya.

Pihak keluarga mengatakan Amini dalam kondisi sehat dan tidak mengalami masalah kesehatan apa pun.

Amini mengalami koma setelah tiba di rumah sakit, kata keluarganya.

Mereka diberitahu oleh staf rumah sakit bahwa dia mati otak.

Foto keadaan Amini viral di media sosial

Foto-foto Amini terbaring di ranjang rumah sakit dalam keadaan koma dengan perban di sekitar kepalanya dan tabung pernapasan telah beredar di media sosial.

Baca juga: Teken Surat Keanggotaan, Iran Resmi Gabung di Organisasi SCO yang Diinisiasi China dan Rusia

Rawat inap dan kematiannya menuai kecaman dari selebriti dan politisi Iran. Mahmoud Sadeghi , seorang politisi reformis dan mantan anggota parlemen, meminta pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, untuk angkat bicara atas kasus Amini.

“Apa yang dikatakan pemimpin tertinggi, yang secara sah mencela polisi AS atas kematian George Floyd, tentang perlakuan polisi Iran terhadap Mahsa Amini?” Sadeghi mentweet pada hari Jumat.

Kementerian Dalam Negeri dan jaksa Teheran meluncurkan penyelidikan atas kasus tersebut setelah ada perintah dari Raisi, media pemerintah melaporkan.

Dekrit ketat pemerintahan Raisi

Raisi menandatangani dekrit pada 15 Agustus yang melarang pakaian wanita dan menetapkan hukuman yang lebih keras karena melanggar kode ketat, baik di depan umum maupun online.

Wanita telah ditangkap di seluruh negeri setelah “hari jilbab dan kesucian” nasional diumumkan pada 12 Juli.

Salah satunya adalah Sepideh Rashno, seorang penulis dan seniman yang dilaporkan dipukuli dan disiksa dalam tahanan sebelum membuat permintaan maaf secara paksa di televisi.

Kelompok hak asasi manusia telah melaporkan bahwa pasukan keamanan tambahan telah dikerahkan di luar rumah sakit Kasra.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini