TRIBUNNEWS.COM - Ukraina merebut kembali sebuah desa dekat kota timur Lysychansk.
Dengan kemenangan kecil Ukriana, Rusia tidak lagi memiliki kendali penuh atas wilayah Luhansk, salah satu tujuan perang utama Presiden Vladimir Putin.
Dikutip Guardian, Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan angkatan bersenjata Ukraina "mengendalikan penuh" Bilohorivka.
“Itu adalah pinggiran kota Lysychansk. Segera kami akan mengusir mereka ini keluar dari sana dengan sapu,” katanya.
“Selangkah demi selangkah, sentimeter demi sentimeter, kami akan membebaskan seluruh tanah kami dari penjajah.”
Rekaman video yang dibagikan di Telegram menunjukkan tentara Ukraina berpatroli dengan berjalan kaki di jalan yang hancur.
Baca juga: Anak Usaha Blue Bird dan Perusahaan Rusia Jajaki Pembangunan Pabrik Buldozer di Indonesia
Pasukan Rusia telah menduduki seluruh provinsi Luhansk selama dua setengah bulan terakhir.
Setelah pertempuran yang panjang dan melelahkan, staf umum Ukraina memutuskan untuk mundur pada bulan Juli dari kota Sievierdonetsk dan Lysychansk.
Selama 12 hari terakhir, resimen Ukraina di timur laut telah melakukan serangan balasan yang menakjubkan.
Mereka membebaskan lebih dari 300 permukiman di seluruh wilayah Kharkiv dan memaksa unit Rusia melarikan diri dalam keadaan kacau.
Daerah reklamasi adalah setengah dari ukuran Wales, dan sampai ke perbatasan Rusia.
Ada laporan yang belum dikonfirmasi pada hari Senin (19/9/2022) tentang pasukan Ukraina maju ke Lysychansk.
Baca juga: Siapa Saja yang Hadiri Pemakaman Ratu Elizabeth II? Presiden Rusia hingga Myanmar Tak Diundang
Sekarang tampaknya sedikit prospek bahwa Kremlin akan dapat menguasai seluruh Donbas, termasuk oblast Donetsk dan Luhansk.
Pada bulan Maret, Putin mengatakan ini adalah tujuan dari "operasi militer khusus" di Ukraina, setelah upayanya yang gagal untuk merebut ibukota, Kyiv.