Tetapi Amjad mengatakan saudara laki-laki korban berusia 17 tahun, Kiarash, yang ada di sana ketika penahanan, diberitahu bahwa Amini telah dipukuli.
"Anak saya bersamanya. Beberapa saksi mengatakan kepada anak saya bahwa dia [Amini] dipukuli di dalam mobil van dan di kantor polisi," katanya.
"Anak lelaki saya memohon mereka untuk tidak membawanya, tetapi dia dipukuli juga, pakaiannya dirobek.
"Saya meminta mereka untuk menunjukkan kamera di tubuh petugas keamanan, tapi mereka bilang kamera kehabisan baterai."
Pihak berwenang Iran menyebut, Amini telah mengenakan pakaian tidak sopan pada saat penangkapannya.
Namun ayah Amini, bagaimanapun, mengatakan bahwa ankanya selalu mengenakan mantel panjang.
Dicegah petugas kesehatan
Selain itu, Amjad juga mengatakan bahwa dia berulang kali dilarang oleh staf medis untuk melihat tubuh putrinya setelah kematian.
"Saya ingin melihat putri saya, tetapi mereka tidak mengizinkan saya masuk," katanya.
Bahkan, Amjad mengatakan, ketika dia meminta untuk melihat laporan otopsi anaknya, dokter malah menjawab: "Saya akan menulis apa pun yang saya inginkan, dan itu tidak ada hubungannya dengan Anda."
Protes atas kematian Mahsa Amini telah menyebar ke lebih dari 20 kota besar di Iran
Hingga kini, kata Amja, tidak ada informasi apapun terkait otopsi yang telah dirilis kepada pihak keluarga.
Bahkan, dia mengatakan, baru melihat jenazah putrinya setelah dibungkus untuk dimakamkan, hanya kaki dan wajahnya yang terlihat.
"Ada memar di kakinya," katanya. "Saya meminta dokter untuk memeriksa kakinya."