Pemeriksaan fisik tubuh dan otopsi, serta tes patologi menunjukkan kematian Mahsa Amini bukan disebabkan pukulan ke kepala atau organ vital atau bagian tubuh lainnya, kata laporan itu.
Keluarga sebelumnya membantah Mahsa Amini memiliki penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Mereka belum mengomentari laporan terbaru ini.
Polisi juga membantah tuduhan bahwa Amini dipukuli.
Polisi bersikeras bahwa Amini meninggal setelah menderita serangan jantung.
Presiden Iran Ebrahim Raisi, seorang garis keras, telah memerintahkan penyelidikan atas kematian Mahsa Amini.
Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga buka suara tentang kematian Mahsa Amini.
"Hati kami hancur untuk gadis muda itu," katanya pada upacara kelulusan taruna militer di Pusat Pelatihan Imam Hassan di barat laut Teheran, menurut kantor berita Tasnim yang bersekutu dengan pemerintah.
Khamenei juga menuduh Amerika Serikat dan Israel merencanakan aksi protes anti-pemerintah.
Aksi Protes di Iran dan di Seluruh Dunia
Baca juga: Protes Kematian Mahsa Amini Masuk Pekan Ketiga, Korban Tewas Bertambah 92 Orang
Aksi protes setelah kematian Mahsa Amini didominasi wanita.
Mereka terlihat membuka dan membakar jilbab sebagai bentuk protes langsung terhadap undang-undang ketat yang mengatur cara berpakaian wanita.
Para siswi juga bergabung dalam protes anti-pemerintah.