News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cuaca Ekstrem

18 Orang Tewas saat Hujan Monsun Timbulkan Kekacauan di India Utara

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi imbas hujan monsun. Pemandangan dari udara ini menunjukkan daerah pemukiman yang terendam banjir setelah hujan monsun lebat di provinsi Balochistan pada 29 Agustus 2022. - Hujan yang tak henti-hentinya telah melanda bagian utara India, memaksa sekolah-sekolah tutup di beberapa kota.(AFP/FIDA HUSSAIN)

TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 18 orang tewas dalam 24 jam terakhir ketika hujan tak henti-hentinya melanda bagian India utara.

Dikutip Al Jazeera, Departemen Meteorologi India (IMD) pada Senin (10/10/2022) mengatakan hujan lebat diperkirakan terjadi di negara bagian utara Uttarakhand, Uttar Pradesh, Madhya Pradesh dan sebagian Rajasthan hingga Selasa (11/10/2022).

Di barat laut India, musim hujan biasanya berakhir mulai pertengahan September.

Musim hujan biasanya akan berakhir di seluruh negeri pada pertengahan Oktober.

Beberapa pemerhati lingkungan menduga perubahan iklim berada di balik cuaca basah yang tidak biasa.

"Bagian barat laut India mendapat 1.293 persen lebih banyak curah hujan dari biasanya pada hari Minggu, dengan Uttar Pradesh menerima sebanyak 22,5 mm," kata IMD.

Baca juga: India sedang Pertimbangkan Tawaran Rusia pada Proyek Minyak Sakhalin-1

Pihak berwenang membenarkan 18 orang tewas dalam berbagai kecelakaan yang disebabkan oleh hujan selama 24 jam terakhir di negara bagian itu, termasuk tenggelam dan tersengat listrik.

Tiga orang tewas ketika sebuah bangunan runtuh di ibu kota, New Delhi, saat hujan lebat mengguyur kota itu pada Minggu, kantor berita India ANI melaporkan.

Tidak segera jelas apakah hujan menyebabkan keruntuhan.

Tanaman rusak sebelum panen

Hujan deras juga telah merusak tanaman utama yang ditanam di musim panas seperti beras, kedelai, kapas, kacang-kacangan dan sayuran sebelum panen.

Situasi ini dapat memicu inflasi pangan di ekonomi terbesar ketiga di Asia itu, kata petani, pedagang dan pejabat industri.

Harga pangan yang lebih tinggi dapat mendorong New Delhi untuk memberlakukan pembatasan tambahan pada ekspor komoditas pangan seperti beras, gandum, dan gula, dan berpotensi memaksa Reserve Bank of India untuk menaikkan suku bunga utama lagi.

Baca juga: Apa Itu Hujan Monsun? Penyebab Banjir di Pakistan yang Menewaskan Ribuan Orang

Ilustrasi imbas hujan monsun. Pemandangan dari udara ini menunjukkan daerah pemukiman yang terendam banjir setelah hujan monsun lebat di provinsi Balochistan pada 29 Agustus 2022. - Hujan yang tak henti-hentinya telah melanda bagian utara India, memaksa sekolah-sekolah tutup di beberapa kota.(AFP/FIDA HUSSAIN)

“Curah hujan begitu deras sejak satu minggu terakhir sehingga sekarang kami bisa melihat kecambah dari benih padi,” kata Narendra Shukla, petani berusia 36 tahun dari Barabanki di Uttar Pradesh.

Seluruh tanaman padi, yang seharusnya bisa dipanen dalam dua minggu, telah rata dan Shukla sekarang menunggu cuaca cerah agar dia bisa menyelesaikan tugasnya dan menanam kentang.

Kerusakan tanaman dapat menyebabkan penurunan hasil dan penurunan kualitas panen.

Petani India biasanya menanam tanaman musim panas di bulan Juni-Juli dengan datangnya hujan monsun, dengan panen dimulai dari pertengahan September.

Tapi tahun ini siklus itu tertunda oleh curah hujan yang lebih rendah pada bulan Juni.

Sementara tanaman sekarang siap untuk panen, daerah dengan tekanan rendah membawa hujan lebat di bagian barat laut dan timur negara itu dan menunda akhir musim barat daya.

"Wilayah utara dan timur diperkirakan akan mengalami hujan lebat pada paruh pertama minggu ini," jelas seorang pejabat senior IMD.

"Sementara India selatan bisa mendapatkan curah hujan di atas rata-rata pada paruh kedua, katanya.

Baca juga: 147 Orang di Pakistan Tewas Akibat Hujan Monsun dalam Waktu Kurang dari Sebulan

Kerusakan tanaman kemungkinan akan mendorong kenaikan harga pangan lebih lanjut, kata seorang dealer yang berbasis di Mumbai dengan sebuah perusahaan perdagangan global.

Tetangga Pakistan juga dilanda banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pemerintah di sana menyalahkan perubahan iklim atas hujan lebat yang tidak biasa dan mempercepat pencairan gletser Himalaya.

Hujan deras selama lima hari terakhir telah memicu tanah longsor dan banjir bandang di seluruh Nepal.

Membuat puluhan pejalan kaki dan pendaki asing terdampar di beberapa tempat, kata pihak berwenang di sana.

Oktober biasanya merupakan awal dari musim trekking yang cerah dan kering di Nepal.

Udara lebih bersih

Salah satu manfaat hujan adalah udara yang lebih bersih.

Di sisi India yang lain, udara Delhi meningkat secara signifikan karena hujan akhir pekan dengan indeks kualitas 36, dalam kategori "baik", Senin pagi (10/10/2022), menurut pemantau polusi udara kedutaan AS.

Namun, hujan dan banjir yang tak henti-hentinya telah menjadi kutukan bagi kota-kota besar India dalam sebulan terakhir, termasuk pusat teknologi Bengaluru di India selatan dan distrik bisnis Gurugram dekat New Delhi.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini