Washington Post mengatakan intelijen dari negara sekutu AS menyarankan pejabat Iran mengunjungi Moskow bulan lalu untuk menyelesaikan persyaratan pengiriman senjata tambahan.
Itu terjadi setelah intelijen Inggris mengatakan Rusia tidak mungkin dapat memproduksi rudal secepat yang digunakan saat ini.
Baca juga: Serangan Rudal dan Pesawat Tak Berawak Rusia Gagal Lumpuhkan Infrastruktur Energi Ukraina
Pada hari Senin, Rusia diyakini telah menggunakan lebih dari 80 rudal dalam serangkaian serangan di Ukraina, termasuk di ibu kota Kyiv.
Pada hari Sabtu, menteri luar negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengatakan negara itu belum dan tidak akan menyediakan senjata apa pun untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
423 Anak Tewas Sejak Invasi
Jumlah anak-anak yang terbunuh sejak dimulainya perang sekarang mencapai 423, kata kantor jaksa agung Ukraina.
Ia menambahkan bahwa lebih dari 810 anak-anak telah terluka dalam konflik dan sebagian besar korban anak-anak menderita di wilayah Donetsk, Kharkiv, dan Kyiv.
Dikatakan juga jumlahnya belum final karena pekerjaan sedang berlangsung untuk mengumpulkan jumlah korban tewas dan terluka di daerah-daerah yang masih diduduki atau di mana pertempuran sedang berlangsung.
Ukraina Serang Kantor Wali Kota
Pejabat Rusia mengatakan Ukraina bertanggung jawab atas serangan roket yang menghantam kantor wali kota di kota utama Ukraina yang dikendalikan oleh pasukan pro-Kremlin.
Secara terpisah, pejabat Ukraina mengatakan roket Rusia menghantam sebuah kota di seberang pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, melukai enam orang.
Bangunan kota di Donetsk yang dikuasai separatis rusak parah akibat serangan roket, Associated Press melaporkan.
Baca juga: Iran Bantah Pasok Senjata ke Rusia, Susul Klaim Kyiv dan AS Soal Rusia Gunakan Drone Kamikaze
Asap mengepul di sekitar gedung, yang memiliki deretan jendela yang pecah dan langit-langit yang sebagian runtuh.
Mobil-mobil di dekatnya terbakar.