Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Serangan udara Rusia yang dimulai pada 10 Oktober telah menargetkan setidaknya 10 wilayah di seluruh Ukraina.
Pihak berwenang Kyiv mengatakan Rusia menggunakan drone buatan Iran dalam serangan tersebut.
Melansir dari Al Jazeera, kawanan pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak yang disebut Drone Kamikaze menargetkan ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Senin (17/10/2022), dan menewaskan setidaknya empat orang. Drone tersebut juga menargetkan fasilitas energi di Kyiv.
Baca juga: Pejabat Ukraina Kecam Iran atas Serangan Drone Kamikaze Rusia
Angkatan Udara Ukraina mengatakan pihaknya telah menghancurkan setidaknya 37 drone pada Senin. Sementara pejabat Teheran menyangkal Iran telah memasok Rusia dengan senjata.
Inilah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai Drone Kamikaze, yang diklaim digunakan pasukan Rusia untuk menyerang Ukraina:
1. Disebut "Kamikaze" atau "Bunuh Diri"
Tidak seperti drone yang kembali ke pangkalan setelah rudal diluncurkan, Drone Kamikaze atau 'Bunuh Diri' akan hancur saat digunakan dalam sebuah serangan.
Sebagai informasi, Kamikaze dalam bahasa Inggris umumnya merujuk pada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir kampanye Perang Dunia II terhadap kapal-kapal sekutu.
Baca juga: POPULER Internasional: Serangan Drone Kamikaze di Ibu Kota Ukraina | PM Inggris Terancam Digulingkan
Menurut Analis pertahanan Alex Gatopoulos mengatakan amunisi ini dapat melayang di atas suatu area untuk mengidentifikasi target, sebelum menukik untuk menghancurkan target tersebut. Karena itu, drone ini juga disebut sebagai amunisi 'loitering' atau 'berkeliaran'.
Seperti rudal jelajah, drone ini dapat mencapai target berjarak ratusan kilometer jauhnya. Namun harga rudal jelajah jauh lebih mahal, dan Gatopoulos mengatakan drone kamikaze adalah 'alternatif yang lebih murah, namun tepat' untuk digunakan.
2. Asal Drone Kamikaze
Ukraina mengatakan Rusia mengimpor drone dari Iran, di mana senjata tersebut dikenal sebagai Shahed-136, yang dapat diterjemahkan sebagai 'bukti iman' tetapi juga dapat berarti 'martir'.
Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak menuduh Teheran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan orang Ukraina.
Iran, yang sebelumnya menyebut kehadiran NATO di Eropa Timur sebagai penyebab perang, telah membantah memasok senjata ke Rusia.