Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Jutaan warga Inggris terpaksa melewatkan waktu makan atau bahkan rela tidak makan seharian akibat biaya hidup yang meningkat.
Krisis biaya hidup di Inggris semakin mengkhawatirkan, dimana perbandingannya satu dari lima keluarga berpenghasilan rendah mengalami krisis pangan pada September.
Ini berarti, lebih banyak orang kelaparan dibandingkan minggu-minggu pertama selama penguncian atau lockdown Covid-19, kata badan amal Food Foundation.
Baca juga: Inflasi Melanda Australia, Ratusan Ribu Warga Mengalami Krisis Pangan
Tingkat kelaparan meningkat lebih dari dua kali lipat sejak Januari. Hampir 10 juta orang dewasa dan 4 juta anak-anak di Inggris kesulitan membeli makanan pada bulan lalu, menurut data Food Foundation.
Pakar kesehatan masyarakat terkemuka di Inggris, Sir Michael Marmot menyebut peningkatan kelaparan di Inggris sangat mengkhawatirkan.
Dia menambahkan, kelaparan di Inggris memiliki dampak kesehatan seperti peningkatan stres, risiko terkena penyakit mental, obesitas, dan penyakit jantung.
Anak-anak menahan lapar di sekolah
Warga Inggris menyerukan agar pemerintah melakukan tindakan untuk melindungi keluarga yang rentan. Seruan tersebut termasuk tuntutan agar makanan sekolah gratis tersedia bagi 800.000 anak tambahan.
Sebelumnya, muncul laporan yang menyebut anak-anak sekolah yang kelaparan mencuri makanan dari teman sekelas, melewatkan waktu makan siang karena tidak mampu membeli makanan sekolah, atau hanya membawa satu potong roti untuk makan siang.
Baca juga: Inflasi Inggris Melonjak di Atas 10 Persen karena Harga Pangan Naik
Sebuah survei terpisah di sekolah dasar Inggris, yang dilakukan badan amal Chefs in School, menemukan setengah dari sekolah dasar yang disurvei menyediakan makanan gratis bagi anak-anak miskin yang tidak memenuhi syarat mendapat makanan sekolah gratis.
“Situasinya mengerikan dan menjadi jauh lebih buruk. Kami meminta pemerintah untuk segera memperluas kelayakan untuk makanan sekolah gratis untuk semua keluarga yang menerima kredit universal, sehingga dukungan menjangkau anak-anak yang paling membutuhkannya,” kata kepala eksekutif Chefs in School, Naomi Duncan, yang dikutip dari The Guardian.
Tingkat kerawanan pangan naik
Peningkatan kerawanan pangan disertai dengan menyusutnya daya beli keluarga berpenghasilan rendah, akibat upah statis dan pemotongan tunjangan dalam beberapa tahun terakhir.
Kerawanan pangan adalah metrik formal yang relatif baru dan dirancang untuk mengukur jumlah orang yang berjuang mendapatkan makanan yang mereka butuhkan karena kekurangan uang atau akses.