Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menolak permintaan senjata dari mitranya dari Ukraina, Alexey Reznikov, selama panggilan telepon pada Senin kemarin.
Meskipun secara resmi mengatakan enggan untuk mempersenjatai Ukraina, Israel dilaporkan telah menawarkan intelijen militer untuk Ukraina.
Dikutip dari Russia Today, Selasa (25/10/2022), Gantz mengatakan kepada Reznikov bahwa Israel mendukung Ukraina dalam menghadapi konfliknya dengan Rusia, namun tidak akan memasok senjata karena 'pembatasan operasi'.
Pembatasan yang dimaksud itu kemungkinan merujuk pada serangan udara Israel di Suriah yang bergantung pada komunikasi dengan Rusia, yang mengendalikan sebagian besar wilayah udara di negara itu.
Kendati demikian, ia menekankan bahwa negaranya akan terus memberikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina, serta peralatan pelindung seperti helm dan pelindung tubuh.
Beberapa panggilan telepon yang direncanakan dilakukan antara Gantz dan Reznikov telah dibatalkan selama seminggu terakhir.
Hal ini ditunjukkan dari sikap Ukraina yang membatalkan percakapan yang dijadwalkan pada Kamis lalu, setelah Gantz secara definitif menyatakan bahwa Israel tidak akan memasok senjata apapun ke Ukraina.
Baca juga: Rusia Ancam Akhiri Hubungan dengan Israel Jika Nekat Kirim Senjata ke Ukraina
Sebelumnya, Pejabat Ukraina telah meminta Israel untuk menyumbangkan sistem pertahanan udara selama beberapa bulan.
Seruan ini meningkat setelah Rusia mulai menggempur infrastruktur listrik Ukraina menggunakan drone 'kamikaze' otonom.
Baca juga: Ukraina Kian Terjepit, Rusia Dikabarkan Pesan Drone Terkuat Iran yang Didesain untuk Serang Israel
Saat pertahanan Ukraina yang dipasok NATO ini tidak dapat menghentikan serangan, Kementerian Luar Negeri negara itu pun kemudian mengirimkan surat ke Yerusalem Barat pada pekan lalu, mendesak negara Yahudi untuk 'segera' mengirimkan sistem pertahanan udara termasuk baterai rudal Iron Dome ke Ukraina.
Terlepas dari penolakannya untuk secara langsung mengirimkan senjata ke Ukraina, pemerintah Israel dilaporkan menutup mata terhadap kontraktor pertahanannya yang menghindari kebijakan ini.
Satu perusahaan Israel memasok sistem anti-drone ke Polandia, dengan negara itu kemudian mengirimkannya ke Ukraina.
Perusahaan itu diklaim 'pura-pura tidak menyadari' bahwa produknya sedang dipindahkan ke Ukraina.
Israel juga 'menyediakan intelijen yang berguna untuk menargetkan' pesawat tak berawak Rusia.