News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden Vladimir Putin Tegaskan Rusia Tak Merasa dan Anggap Dirinya sebagai Musuh Barat

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu (tengah) bertemu tentara selama kunjungan di pusat pelatihan militer Distrik Militer Barat untuk mengerahkan pasukan cadangan, di luar kota Ryazan pada 20 Oktober 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan Moskow tidak pernah merasa dan menganggap dirinya sebagai musuh Barat, terlepas dari perang di Ukraina. (Photo by Mikhail Klimentyev / Sputnik / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan Moskow tidak pernah merasa dan menganggap dirinya sebagai musuh Barat, terlepas dari konflik yang sedang berlangsung.

Pernyataan tersebut Putin sampaikan saat berbicara pada pertemuan pleno Klub Diskusi Internasional Valdai, Kamis (27/10/2022).

"Dalam situasi konflik brutal saat ini, saya perlu meluruskan sesuatu. Rusia, sebagai peradaban yang mandiri tidak pernah merasa dan menganggap dirinya sebagai musuh Barat," terangnya.

Dikutip TASS, Putin juga mencatat bentuk-bentuk xenophobia, seperti Americano, Franco, Anglo-, dan Germanophobia merupakan bentuk rasisme.

Hal tersebut dinilai sama dengan Russophobia dan anti-Semitisme.

Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-247, Putin: Perang adalah Perjuangan Lawan Dominasi Barat

Membagi Barat jadi 2

Menurut Putin, perlu dipahami dengan jelas bahwa ada dua Barat.

Satu, menganut nilai-nilai tradisional, terutama Kristen, kebebasan, patriotisme, budaya yang beragam.

"Barat ini agak dekat dengan kita, dalam banyak hal, kita memiliki akar yang sama yang berasal dari zaman kuno," katanya.

Dia juga memasukkan nilai-nilai Islam ke nilai-nilai tradisional Barat ini, karena sebagian besar orang Barat mempraktikkan Islam.

Tetapi ada juga Barat yang berbeda - agresif, kosmopolitan, neo-kolonial, bertindak sebagai instrumen ide-ide neoliberal, Putin menjelaskan.

Baca juga: Presenter Rusia sekaligus Putri Baptis Putin Kabur ke Lithuania setelah Rumahnya Digerebek

Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu (kanan) bertemu dengan tentara selama kunjungan di pusat pelatihan militer Distrik Militer Barat untuk mengerahkan pasukan cadangan, di luar kota Ryazan pada 20 Oktober 2022. (Photo by Mikhail Klimentyev / Sputnik / AFP) (AFP/MIKHAIL KLIMENTYEV)

"Rusia, tentu saja, tidak akan pernah berdamai dengan diktat Barat ini," tegas Putin

Putin sebut perang di Ukraina sebagai upaya Moskow lawan dominasi Barat

Dikutip dari The Guardian, Putin mengatakan perang di Ukraina adalah bagian dari perjuangan Rusia yang lebih luas melawan dominasi Barat.

"Kami berdiri di persimpangan sejarah: di depan mungkin adalah dekade yang paling berbahaya, tidak dapat diprediksi dan, pada saat yang sama, penting sejak akhir Perang Dunia Kedua,” katanya, Kamis (27/10/2022).

Dia menambahkan perang hanyalah bagian dari "pergeseran tektonik dari seluruh tatanan dunia".

"Periode sejarah dominasi tak terbagi barat atas urusan dunia akan segera berakhir," ucapnya.

Baca juga: Korea Selatan Tepis Rumor Kirim Senjata ke Ukraina

Putin peringatkan Menpan Rusia panggil Komandan tinggi NATO

Putin memerintahkan Menteri Pertahanan (Menpan) Rusia untuk memanggil komandan tinggi NATO pekan ini atas potensi ledakan 'bom kotor' di Ukraina.

Presiden Rusia tersebut mengklaim Rusia mengetahui tentang sebuah insiden 'bom kotor' yang sedang dipersiapkan.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini