TRIBUNNEWS.COM - Saksi mata tragedi perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan pada Sabtu (29/10/2022) menggambarkan kekacauan saat kejadian seperti neraka.
Kim Mi Sung, yang bekerja untuk sebuah organisasi nirlaba di Itaewon, mengatakan sembilan dari 10 orang yang dia beri CPR akhirnya meninggal.
Banyak yang mengeluarkan darah dari hidung dan mulut mereka.
Sebagian besar adalah wanita yang berpakaian seperti penyihir atau mengenakan kostum Halloween lainnya.
"Rasanya seperti neraka. Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi," kata Kim kepada The Associated Press.
Seorang korban selamat, bermarga Lee, mengatakan dia terjebak dan berdesak-desakah sehingga tidak bisa bergerak.
Baca juga: Update Tragedi Halloween Itaewon, Dubes RI untuk Korsel: 2 WNI Luka Ringan Berinisial AR dan CA
"Kami hanya terjebak bersama begitu erat sehingga kami bahkan tidak bisa bergerak untuk memanggil dan melaporkan situasinya," katanya.
"Kami adalah orang asing, tetapi kami saling berpegangan tangan dan berulang kali berteriak, 'Ayo bertahan!'" kata saksi mata lainnya.
Seorang wanita yang juga ikut terjabak, mengunggah kesaksiannya di Twitter.
"Saya pikir saya sedang sekarat. Seluruh tubuh saya terjebak di antara orang lain, sementara orang-orang tertawa dari teras dan merekam kami."
"Saya pikir saya akan benar-benar mati jika saya berteriak. Saya mengulurkan tangan kepada (orang lain) yang berada di atas saya dan saya berhasil keluar," tulisnya.
Seorang wanita tak dikenal berusia 20-an menangis ketika dia menggambarkan adegan itu kepada kantor berita Yonhap.
"Itu tampak seperti kuburan orang yang bertumpuk satu sama lain. Beberapa dari mereka perlahan-lahan kehilangan kesadaran dan yang lain sepertinya sudah mati," katanya.
Seorang pria, bermarga Kong, mengatakan dia berhasil melarikan diri ke bar terdekat dengan teman-temannya setelah kekacauan terjadi.
Dia melihat melalui jendela bar bahwa orang-orang berjatuhan “seperti domino”, lapor Yonhap.
Ketika seorang pekerja kantoran berusia 27 tahun yang hanya memberikan nama keluarganya, Choi, meninggalkan bar tempat dia berada saat kejadian, dia melihat lusinan polisi dan paramedis.
"Itu seperti zona perang," katanya.
Mayat 10 hingga 15 orang dijajarkan di depan restoran King Kebab di atas aspal dan ditutup dengan terpal biru saat dia lewat.
"Sepertinya mereka sedang tidur. Mereka tampak seperti manekin," kata Choi.
Teman dan anggota keluarga berkumpul di kantor pemerintah setempat untuk mencoba mencari berita tentang orang hilang.
Baca juga: Nasib Itaewon setelah Tragedi Kerumunan, Bisnis Mulai Bangkit setelah Pandemi, Kini Harus Tutup Lagi
Seorang pengguna Twitter mengunggah serangkaian pesan yang meminta informasi tentang seorang teman berusia 17 tahun yang pergi ke Itaewon untuk merayakan mengenakan ikat rambut yang terlihat seperti telinga kucing.
"Saya kehilangan kontak dengannya. Dia sudah menjadi teman saya selama 12 tahun, dan kami seperti keluarga. Tolong bantu saya," kata pesan itu.
Bahkan setelah kekacauan, saksi mata mengatakan mereka melihat beberapa orang yang bersuka ria tidak segera memberi jalan bagi kendaraan darurat, penyelamat, dan petugas polisi.
Satu klip video viral di Twitter yang menunjukkan kerumunan anak muda menari dan bernyanyi di dekat tragedi itu mengundang beberapa hujatan dari warga Korea Selatan.
Ken Fallas, seorang arsitek Kosta Rika yang telah bekerja di Seoul selama delapan tahun terakhir, menyaksikan dengan terpana ketika selusin atau lebih pengunjung pesta yang tidak sadar dibawa dari jalan belakang sempit yang dipenuhi anak-anak muda yang berpakaian seperti karakter film.
Fallas mengatakan polisi dan pekerja darurat memohon kepada orang-orang untuk bertindak jika mereka tahu cara memberikan CPR karena mereka kewalahan dengan banyaknya jumlah yang terluka.
"Saya melihat banyak (muda) tertawa, tetapi saya tidak berpikir mereka (benar-benar) tertawa karena, Anda tahu, apa yang lucu?" kata Fallas.
"Mereka tertawa karena mereka terlalu takut. Karena berada di depan hal seperti itu tidaklah mudah. Tidak semua orang tahu bagaimana memprosesnya," lanjutnya.
Hingga Minggu (30/10/2022) malam, 153 orang dilaporkan tewas akibat tragedi itu.
Kebanyakan korban berusia 20-an dan 30-an, termasuk warga negara asing.
Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan mengatakan pihaknya memperkirakan lebih banyak kematian karena ada lebih dari 130 orang terluka, banyak dalam kondisi serius.
Baca juga artikel lain terkait Tragedi Pesta Halloween di Korsel
(Tribunnews.com/Rica Agustina)