Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Komunitas ekspatriat di Korea Selatan (Korsel) memberikan dukungan keluarga Warga Negara Asing (WNA) korban tragedi Halloween Itaewon yang hendak membawa pulang jenazah orang yang mereka cintai.
Ini merupakan cobaan lain yang harus dihadapi keluarga korban 'yang penuh dengan beban administrasi, keuangan dan bahasa'.
Hingga Kamis pagi waktu setempat, dari 26 WNA yang tewas dalam lonjakan kerumunan massa pada tragedi mematikan yang terjadi di Itaewon, Seoul pada Sabtu lalu, hanya tujuh yang telah meninggalkan negara itu untuk dipulangkan.
Pemerintah Korsel pun telah berjanji untuk memperlakukan 156 korban tersebut secara setara dan mengatakan pada Rabu lalu bahwa mereka akan memberikan masing-masing 35 juta won atau setara 24.600 dolar Amerika Serikat (AS) sebagai dukungan keuangan untuk para korban.
Baca juga: 4 Faktor Penyebab Lonjakan Kerumunan Halloween Itaewon yang Mematikan
Dikutip dari laman www.koreaherald.com, Jumat (4/11/2022), seorang pejabat di Kantor Yongsan-gu, yang mengontrol yurisdiksi administratif Itaewon dan bertanggung jawab untuk mendukung para WNA, mengatakan bahwa proses tersebut membutuhkan waktu satu hari kerja bagi keluarga yang ditinggalkan untuk menerima dana yang dijanjikan.
Namun mereka harus mendaftar terlebih dahulu dengan dokumentasi yang diperlukan dan informasi rekening bank.
"Dua klaim untuk klaim penggantian telah diterima pada Kamis pagi," kata pejabat itu.
Saat pejabat Seoul sedang menyusun rencana dukungan, beberapa upaya crowdfunding (pengumpulan dana) pun telah dilakukan secara online maupun offline, yang dipimpin oleh teman-teman, kelompok agama, komunitas sekolah dan banyak pihak lainnya.
Selama beberapa hari terakhir, kampanye penggalangan dana publik ini telah berlangsung setidaknya untuk 4 WNA korban tewas, yakni Madina Sherniyazova dari Kazakhstan, Mukhammadrauf Naziraliev dari Uzbekistan dan Yuliana Pak serta Kristina Garder, keduanya dari Rusia.
Dua penggalangan dana dari empat WNA yang dibantu yakni untuk Sherniyazova dan Pak, telah mencapai jumlah yang ditargetkan pada Rabu pagi.
Menurut teman-teman korban yang membagikan postingan online tentang upaya donasi ini, salah satunya telah mengumpulkan lebih dari 10 juta won dalam sehari.
Seseorang yang terlibat dalam proyek penggalangan dana ini menegaskan bahwa bantuan keuangan sangat diperlukan keluarga korban untuk bisa membawa pulang jenazah orang yang mereka cintai.
"Pendanaan dari pemerintah Korea untuk transportasi jenazah tidak langsung diberikan, dan hingga saat ini masih belum diberikan," kata orang itu pada Kamis sore.
Tidak semua donasi terbuka untuk umum, contohnya, sebuah komunitas Muslim Sri Lanka di Seoul telah mengumpulkan dukungan untuk mendonasikan lebih dari 9 juta won untuk keluarga korban tewas dari Sri Lanka bernama Munawwar Mohamed Jinath.
Ini memungkinkan keluarga Jinath untuk membayar tagihan rumah sakit dan menutupi biaya demi membawa pulang jenazahnya.
Perlu diketahui, komunitas agama ini tidak meminta sumbangan dari luar.
"Kami tidak yakin kapan dukungan pemerintah akan ditawarkan, jadi kami datang bersama-sama dengan orang-orang di sebuah masjid di Seoul untuk mengumpulkan uang demi membawa jenazah (Jinath) kembali ke rumahnya," kata seorang teman Jinath, yang enggan disebutkan namanya.
Orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam proyek donasi mengatakan bahwa beberapa keluarga yang ditinggalkan, berjuang secara finansial untuk menutupi biaya rawat inap akhir hayat para korban di Seoul dan transportasi mereka melalui penerbangan atau kapal. Itu tidak termasuk biaya kremasi dan pemakaman.
Menurut International Citizens Insurance, biaya pemulangan jenazah jauh lebih mahal dibandingkan biaya khas penerbangan penumpang, mulai dari 10.000 hingga 20.000 dolar AS tergantung jarak.
Baca juga: 6 Artis Korea yang Meninggal karena Insiden: Lee Ji Han dan Kim Yuna Meninggal di Tragedi Itaewon
Dalam kasus Rusia, karena invasi berkelanjutan masih dilakukan ke Ukraina, tidak ada penerbangan langsung antara Rusia dan Korea.
Jenazah para WNA Rusia harus dipulangkan menggunakan kapal laut.
"(Keluarga yang berduka) berhak untuk memulangkan anak mereka secepat mungkin dan mengirim mereka pergi sebaik mungkin. Brada pada tingkat yang sama dengan keluarga Korea, mereka membutuhkan dana yang sedikit lebih banyak. Oleh karena itu kami membantu melalui pendanaan pribadi," kata seseorang yang akrab dengan salah satu proyek crowdfunding untuk para korban tanpa menyebut nama.
Di bawah adat Rusia, pemakaman akan berlangsung selama tiga hari setelah kematian seseorang, dan keluarga yang berduka akan memperingati selama 9 hari dan 40 hari setelah kematian.
"Orang tua tidak bisa mengikuti norma sosial dan budaya," kata orang tersebut.
Sementara itu, ada juga seruan untuk memberikan perhatian dan dukungan kepada mereka yang terluka parah.
"Keluarga (korban yang terluka) melakukan perjalanan dari (negara asal) ke Korea dengan uang mereka sendiri dan belum diberi bantuan keuangan dari organisasi pemerintah manapun. Tidak ada yang membantu keluarga (korban yang terluka)," jelas seseorang yang dekat dengan satu pasien WNA yang tengah dalam kondisi kritis.
Di tengah kesibukan kampanye akar rumput, beberapa orang menyuarakan kehati-hatian atas potensi penipuan dan kesalahan dalam penanganan donasi.
Seorang ekspatriat di Seoul menyerukan dana terverifikasi di mana orang dapat menyumbang, sehingga donor dapat menghindari scammers yang ingin memanfaatkan situasi.
Selanjutnya, dana tersebut dapat didistribusikan secara merata kepada keluarga WNA.
"Beberapa korban asing mungkin tidak memiliki sumber daya di Korea untuk dapat meminta sumbangan. Selain itu, sumbangan tidak dibagikan secara merata," kata seorang ekspatriat yang tinggal di Seoul, yang menolak disebutkan namanya.
Baca juga: Presiden Korsel Kembali Kunjungi Altar, Berkabung untuk Para Korban Tragedi Halloween Itaewon
Sebuah sumber dari industri perbankan di Korea mengatakan bahwa para donatur harus berhati-hati, karena bank Korea tidak berwenang untuk memeriksa keaslian pemegang rekening bank, kecuali jika diminta oleh penegak hukum.
Sumber tersebut menekankan bahwa penting bagi donatur untuk memastikan siapa penerima donasi tersebut.
Menurut Kantor Yongsan-gu, bantuan keuangan dari Korsel akan ditransfer ke rekening bank yang ditunjuk oleh kedutaan masing-masing, atau diidentifikasi disimpan oleh anggota keluarga yang berduka.
Batas waktu untuk aplikasi adalah 11 November mendatang.
Maskapai penerbangan Korea Asiana Airlines pada Rabu lalu pun berjanji untuk menawarkan tiket pulang-pergi gratis bagi keluarga WNA tewas asal China, AS, Prancis, Australia, Vietnam, Thailand, Kazakhstan dan Uzbekistan.