Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tetap berada di ruangan selama pidato virtual Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Melansir dari Bloomberg, pidato tersebut merupakan bagian penting dari sesi pertama pertemuan G20 di Bali, yang dimulai hari ini, Selasa (15/11/2022).
Pidato Zelenskyy juga menandakan bagaimana ketegangan dan dampak dari invasi Rusia ke Ukraina dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: Bantah Sergei Lavrov Dirawat di Rumah Sakit, Rusia Unggah Video Sang Menlu Tengah Bersantai di Bali
Dalam pidatonya, Zelenskyy meminta dukungan dari negara-negara yang disebutnya sebagai G19, yang merujuk pada sebuah kelompok tanpa Rusia.
Sementara itu, Menlu Rusia termasuk pejabat menyimak selama pidato itu berlangsung, menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Lavrov, yang hadir menggantikan Presiden Vladimir Putin, kemudian mengambil giliran untuk berbicara, dan mengatakan dia juga harus menanggapi pidato Zelenskyy.
Dia mengulangi argumen Putin yang membenarkan invasi Rusia bahwa Moskow berusaha memerangi neo-Nazi di Ukraina, kata sumber-sumber itu, bahkan ketika Kremlin telah berulang kali gagal menunjukkan bukti atas klaimnya.
Baca juga: Rusia Marahi Wartawan Barat Bikin Berita Hoaks Menlu Lavrov Sakit di Bali
Suasana ruangan saat Lavrov memberikan pidatonya menurut sumber-sumber tersebut terlihat penuh, namun tidak ada reaksi yang terdengar di ruangan itu, yang menunjukkan para pemimpin negara lainnya lelah dengan perang Rusia yang sekarang memasuki bulan kesembilan.
Negosiator untuk pertemuan G20 telah menyusun rancangan komunike yang mencatat, sebagian besar anggota sangat mengutuk perang di Ukraina dan menekankan itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa."
Dalam deklarasi itu menghindari penyebutan perang Rusia. Moskow menolak menyebut tindakannya di Ukraina sebagai invasi, melainkan sebagai 'operasi militer khusus'.
Dalam sambutannya, Zelenskyy menegaskan Ukraina bekerja sama dengan negara-negara pendukung untuk mendanai pengiriman gandum baru, sebuah dorongan simbolis yang muncul di tengah diskusi untuk memperpanjang kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina yang dilanda perang.
Baca juga: Jadi Ajang Penting Para Pemimpin Dunia, Berikut Deretan Isu Global Hari Pertama KTT G20 Bali
"Zelenskyy juga meminta semua negara dan para pemimpin G-19 yang terkasih untuk bergabung dengan inisiatif kami untuk membantu yang termiskin dengan makanan,” menurut seseorang yang mengetahui sambutan pidato Presiden Ukraina.
Invasi Rusia telah menjadi pembahasan dalam pertemuan pemimpin negara-negara G20, kelompok yang didirikan pada 2008 untuk mengatasi krisis keuangan.
Namun potensi kebuntuan dalam pembicaraan mengenai invasi Rusia telah menimbulkan keraguan pada umur panjang blok itu, meskipun para perunding hampir mencapai kesepakatan mengenai komunike.