Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WARSAWA - Bukti yang dikumpulkan oleh Polandia, Amerika Serikat (AS) dan NATO menunjukkan bahwa rudal yang menewaskan dua orang di wilayah Polandia pada awal pekan ini merupakan milik Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Biro Keamanan Nasional (BBN) Polandia, Jacek Siewiera kepada penduduk setempat.
Sebelumnya, Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan bahwa rudal itu kemungkinan besar milik Ukraina.
Sementara AS mengaku tidak memiliki bukti yang bertentangan dengan penilaian Duda.
Di sisi lain, Ukraina secara cepat langsung menyalahkan Rusia atas insiden tersebut.
"Semua bukti yang telah dikumpulkan di NATO, Amerika dan pihak kami (Polandia) menunjukkan bahwa kami berurusan dengan rudal S-300 yang diluncurkan oleh pertahanan anti-pesawat Ukraina," kata Siewiera pada Kamis kemarin.
Kendati demikian, ia tidak memberikan rincian tentang informasi yang dikumpulkan oleh penyelidik.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (18/11/2022), Kantor Kejaksaan Polandia, kata dia, kini memimpin penyelidikan atas insiden tersebut.
"Polandia tidak akan keberatan dengan 'pengamat' Ukraina yang bergabung dalam penyelidikan ini. Bahkan Presiden Polandia secara khusus 'melihat tidak ada hambatan' untuk ini jika semua persyaratan hukum dipenuhi," jelas Siewiera.
Ia juga membenarkan sikap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tentang masalah ini dengan alasan bahwa Ukraina kini sedang melewati 'periode tersulit' dari konfliknya dengan Rusia dalam hal serangan udara.
"'wajar' bagi presidennya untuk berpegang pada 'hipotesis yang tampak jelas dari sudut pandang pertahanan negara' dalam keadaan seperti itu," tegas Siewiera.
Sebelumnya, Zelenskyy bersikeras menuduh rudal itu milik Rusia dan menarik klaim ini hanya setelah dibantah oleh Presiden AS Joe Biden.
Belakangan, Zelenskyy menyatakan bahwa tidak ada yang tahu pasti misil siapa yang membunuh dua petani Polandia itu.
Baca juga: Buntut Insiden Rudal, Jerman Tawarkan Bantuan Militer ke Polandia
Pada Selasa lalu, Rusia menegaskan tidak menyerang target yang lebih dekat dari 35 kilometer atau 21,7 mil dari perbatasan dengan Polandia.
Saat ditanya mengapa pertahanan udara Polandia tidak mencegat rudal tersebut, Siewiera mengakui bahwa tidak ada sistem pertahanan udara yang tidak dapat ditembus.
"Melihat pencegat (rudal) dan menembak jatuh adalah satu hal, militer Polandia juga percaya rudal itu diluncurkan untuk mencegat target udara 'di atas wilayah Ukraina' dan mengharapkannya untuk 'melakukan tugasnya'," pungkas Siewiera.
Insiden itu terjadi di tengah serangan rudal besar-besaran Rusia ke Ukraina.
Menurut Zelenskyy, 85 rudal diluncurkan di wilayah Ukraina, dengan Menteri Energi Ukraina German Galushchenko menyebutnya sebagai 'penembakan paling masif' terhadap infrastruktur energi negara.